Jakarta (ANTARA Kalbar) - Sontak cahaya lampu padam, hidup kembali perlahan meredup menyoroti seseorang bersorban dan berjubah putih dengan sosok tua, berjanggut panjang, tak lama seorang petapa menghampiri orangnya.

"Aku telah genap 20 tahun bertapa Guru. Aku dipertapaanku, dijatuhi benda berkilau bercahaya dari langit," kata Pangeran bijak memandang laki-laki berjubah itu.

Begitu sekilas legenda Mustika Bintang yang konon jatuh di Bukit Satime di Sanggau Kulor Sagatani Singkawang, ditampilkan dalam teater opera legenda di Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Raya Taman Mini Jakarta Timur, Sabtu (19/5) malam.

Teater berdurasi 45 menit itu digarap oleh Disbudparpora Kota Singkawang, yang disutradarai oleh Johari Pion, Penata Gerak, Anwar Radjali, dan Lagu mustika bintang karya Auriadi.

Konon  di Bukit  Satime, ada sebuah benda jatuh dari langit lalu dikeramatkan oleh Petapa. Cahaya kemilau itu sampai ketelinga Raja yang  ingin  mengambil  benda tersebut. Namun sang Guru Petapa yang konon dari bangsa Tiongkok berpesan agar  tetap dipertahankan oleh Pangeran Petapa.

Tak seorangpun boleh mengambilnya, Sang Raja yang angkuh bersama panglimanya datang menghampiri petapanya yang sangat ingin memiliki benda langit itu. Namun pangeran petapa dengan bijak, lebih baik menghilang dengan mustika bintang.

Penampilan teater legenda Mustika Bintang di Taman Mini, menarik perhatian penonton, begitu pula dengan  Duta Besar Libya, Masoud S. El Koshly yang mengatakan, pertunjukan opera ini sangat bagus, meskipun rata-rata tidak mengerti kami dengan bahasa di dalam cerita.

Dengan melihat dan mengikuti kamipun  bisa mengerti dengan ceritanya. Dia mengaku sangat senang begitu melihat penampilan seni budaya tradisonal dari Singkawang. Memahami apa yang digambarkan oleh sutradara, opera yang tidak dimengerti bahasanya ini, menurutnya layaknya cerita tradisional yang pernah dilihatnya di Jepang.

"Kami memahami apa yang menjadi bagian dari cerita itu, meski tidak tahu bahasa, namun dengan mengikuti cerita, Saya tahu dengan maksud ceritanya" kata Masoud berbahasa Inggris

Penampilan tarian Aur Parindu, Bubu, Klakonan Ne' Aki, yang diselingi lagu berdialek Tionghoa, Dayak, dan Melayu juga menarik perhatian para duta besar negara Sahabat seperti, Palestina, Jepang, Afghanistan, India, atase beberapa negara sahabat, dan Direktur Operasional TMII, Ade F. Meyliala yang hadir di anjungan Kalbar itu.

Syech Bandar, Sekda Kota Singkawang dalam kesempatan itu mengatakan ini merupakan upaya Kota Singkawang melakukan promosi potensi pariwisata dan budayanya.

Dia mengajak para undangan untuk datang berwisata ke Singkawang dan menikmati keunikannya. "Pasti Ke Singkawang," katanya.

 (HUM/HR)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012