Palu (ANTARA Kalbar) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri kembali mengatakan, perguruan tinggi, tokoh adat dan masyarakat perlu membuat suatu sistem peringatan dini bencana sosial sebagai langkah antisipasi terjadinya konflik sosial.
"Saya inginkan bencana sosial juga punya sistem peringatan dini artinya ketika ada indikasi-indikasi yang muncul ke depan akan terjadi bencana sosial harus diantisipasi dari awal," kata Menteri Sosial pada sarasehan Kearifan Lokal di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa.
Mensos mencontohkan, permainan perang-perangan sejak anak usia dini bisa menjadi indikasi ke depan anak berpotensi melakukan hal yang sama tapi sampai merusak.
Lebih lanjut dikatakan Mensos, setelah adanya sistem peringatan dini bencana sosial perlu dimunculkan kesetiakawanan sosial dan sikap tolong-menolong yang merupakan aset besar bangsa Indonesia.
Menurut menteri, perguruan tinggi perlu melakukan penelitian mencari titik terjadinya konflik sosial dan akar masalahnya sehingga terapi yang dilakukan tepat dan sesuai.
Bencana sosial menjadi keprihatinan semua pihak, karena menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Sementara jika terjadi bencana alam, semua orang siap membantu dengan kemampuan yang dimiliki.
Mensos mengatakan, ada sekitar 170 titik di Tanah Air yang menjadi daerah rawan konflik sosial. Konflik yang terjadi bukan hanya disebabkan agama tapi juga permasalahan kecil yang membesar.
Dalam hal ini pentingnya peran tokoh masyarakat dan pemerintah daerah tidak pasif untuk menangani konflik sosial. Sementara Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial melaksanakan program keserasian sosial.
Tidak kalah penting adalah menghidupkan kembali kearifan lokal sebagai kunci penyelesaian bencana sosial.
"Di setiap daerah kita sudah memiliki kearifan lokal, pertahankan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial," tambah dia.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Saya inginkan bencana sosial juga punya sistem peringatan dini artinya ketika ada indikasi-indikasi yang muncul ke depan akan terjadi bencana sosial harus diantisipasi dari awal," kata Menteri Sosial pada sarasehan Kearifan Lokal di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa.
Mensos mencontohkan, permainan perang-perangan sejak anak usia dini bisa menjadi indikasi ke depan anak berpotensi melakukan hal yang sama tapi sampai merusak.
Lebih lanjut dikatakan Mensos, setelah adanya sistem peringatan dini bencana sosial perlu dimunculkan kesetiakawanan sosial dan sikap tolong-menolong yang merupakan aset besar bangsa Indonesia.
Menurut menteri, perguruan tinggi perlu melakukan penelitian mencari titik terjadinya konflik sosial dan akar masalahnya sehingga terapi yang dilakukan tepat dan sesuai.
Bencana sosial menjadi keprihatinan semua pihak, karena menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Sementara jika terjadi bencana alam, semua orang siap membantu dengan kemampuan yang dimiliki.
Mensos mengatakan, ada sekitar 170 titik di Tanah Air yang menjadi daerah rawan konflik sosial. Konflik yang terjadi bukan hanya disebabkan agama tapi juga permasalahan kecil yang membesar.
Dalam hal ini pentingnya peran tokoh masyarakat dan pemerintah daerah tidak pasif untuk menangani konflik sosial. Sementara Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial melaksanakan program keserasian sosial.
Tidak kalah penting adalah menghidupkan kembali kearifan lokal sebagai kunci penyelesaian bencana sosial.
"Di setiap daerah kita sudah memiliki kearifan lokal, pertahankan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial," tambah dia.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012