Jakarta (ANTARA Kalbar) - Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menyatakan kondisi perekonomian Indonesia hingga saat ini masih dalam keadaan yang aman dan tetap menjadi daya tarik investor - investor asing dalam menanamkan modalnya.
"Fundamental Indonesia cukup kuat sehingga masih memiliki daya tarik bagi dana asing.Kita yakin dengan investment grade yang ada, dan kita tetap dilihat sebagai negara yang menarik untuk investasi terutama dari FDI (Foreign Direct Investment) dan portofolio," kata Anny Ratnawati di Jakarta, Sabtu.
Ia memaparkan, kondisi ekonomi Indonesia yang kuat tersebut tidak akan mengakibatkan terjadinya penarikan dana secara besar-besaran atau tiba-tiba atau sudden reversal.
Selain itu, penyerapan belanja pemerintah yang sedang digenjot juga akan menjadi penyokong fundamental ekonomi Indonesia, terutama pertumbuhan ekonomi. Apalagi, mendekati kuartal II/2012, belanja modal meningkat dua kali lipat dibandingkan dari kuartal yang sama tahun lalu.
Kemudian, Wakil Menkeu juga memastikan bahwa tingkat utang Indonesia masih dalam batas yang kehati-hatian atau prudent, meskipun total utang hingga April 2012 mencapai Rp1.903,21 triliun.
"Rasio utang Indonesia masih cukup rendah. Di negara-negara berkembang rata-rata rasio utang terhadap PDB-nya 39 persen, sedangkan negara maju rata-rata rasio utangnya 109 persen dari PDB," katanya.
Untuk Indonesia lanjut Anna, jika menggunakan perbandingan Produk Domestik Bruto (PDB), rasio utang Indonesia hanya 26,3 persen dari PDB.
"Meski Dolar AS menguat dan terjadi krisis di kawasan Eropa maupun global, kondisi Indonesia saat ini dalam keadaan stabil dan aman dari krisis. Tapi, tentu saja, untuk waktu ke depan pemerintah akan lebih berhati-hati menarik utang baru. Pemerintah akan menarik utang yang bunganya rendah karena keuangan harus diatur dengan baik. Jadi, ke depan, Indonesia tetap punya utang, tapi hanya menarik yang bunganya rendah," ujarnya.
(ps0-135)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Fundamental Indonesia cukup kuat sehingga masih memiliki daya tarik bagi dana asing.Kita yakin dengan investment grade yang ada, dan kita tetap dilihat sebagai negara yang menarik untuk investasi terutama dari FDI (Foreign Direct Investment) dan portofolio," kata Anny Ratnawati di Jakarta, Sabtu.
Ia memaparkan, kondisi ekonomi Indonesia yang kuat tersebut tidak akan mengakibatkan terjadinya penarikan dana secara besar-besaran atau tiba-tiba atau sudden reversal.
Selain itu, penyerapan belanja pemerintah yang sedang digenjot juga akan menjadi penyokong fundamental ekonomi Indonesia, terutama pertumbuhan ekonomi. Apalagi, mendekati kuartal II/2012, belanja modal meningkat dua kali lipat dibandingkan dari kuartal yang sama tahun lalu.
Kemudian, Wakil Menkeu juga memastikan bahwa tingkat utang Indonesia masih dalam batas yang kehati-hatian atau prudent, meskipun total utang hingga April 2012 mencapai Rp1.903,21 triliun.
"Rasio utang Indonesia masih cukup rendah. Di negara-negara berkembang rata-rata rasio utang terhadap PDB-nya 39 persen, sedangkan negara maju rata-rata rasio utangnya 109 persen dari PDB," katanya.
Untuk Indonesia lanjut Anna, jika menggunakan perbandingan Produk Domestik Bruto (PDB), rasio utang Indonesia hanya 26,3 persen dari PDB.
"Meski Dolar AS menguat dan terjadi krisis di kawasan Eropa maupun global, kondisi Indonesia saat ini dalam keadaan stabil dan aman dari krisis. Tapi, tentu saja, untuk waktu ke depan pemerintah akan lebih berhati-hati menarik utang baru. Pemerintah akan menarik utang yang bunganya rendah karena keuangan harus diatur dengan baik. Jadi, ke depan, Indonesia tetap punya utang, tapi hanya menarik yang bunganya rendah," ujarnya.
(ps0-135)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012