Tayan (ANTARA Kalbar) - Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Kesultanan Palembang Darussalam mengingatkan kepada semua pihak mengenai ancaman kepunahan warisan budaya dari leluhur bangsa Indonesia.
"Warisan budaya hampir 70 persen sudah punah," kata Sultan Iskandar Mahmud Badruddin saat memberikan sambutan pada Penobatan Raja Tayan XIV di Keraton Pakunegara Tayan, Kabupaten Sanggau, Sabtu.
Sultan tersebut mencontohkan, kini sulit menemukan pembuat keris yang merupakan warisan dari leluhur bangsa.
"Adakah yang masih membuat keris?" kata Ketua Umum Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra) itu.
Karena itu, ia mengingatkan agar eksistensi keraton dan kesultanan di Indonesia tetap dipelihara dan dilestarikan, karena lembaga tersebut berperan penting dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal.
Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan kepada Raja Tayan XIV, Gusti Yusri bergelar Panembahan Anom Paku Negara untuk memelihara dengan baik kesenian tradisional dan khas dari Tayan.
Sultan itu juga menyatakan eksistensi keraton dan kesultanan di Tanah Air dewasa ini, adalah untuk memberikan kontribusi kepada Presiden RI bagaimana agar negeri ini rukun damai tanpa korupsi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalbar Yusri Zainudin, mengatakan pemerintah provinsi menyambut positif prosesi penobatan Raja Tayan tersebut, karena bernilai sejarah.
"Kita berharap eksistensi budaya yang ada terutama keanekaragaman budaya. Wajib untuk dilestarikan, termasuk untuk penobatan ini karena nilainya sangat tinggi," katanya.
(N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Warisan budaya hampir 70 persen sudah punah," kata Sultan Iskandar Mahmud Badruddin saat memberikan sambutan pada Penobatan Raja Tayan XIV di Keraton Pakunegara Tayan, Kabupaten Sanggau, Sabtu.
Sultan tersebut mencontohkan, kini sulit menemukan pembuat keris yang merupakan warisan dari leluhur bangsa.
"Adakah yang masih membuat keris?" kata Ketua Umum Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra) itu.
Karena itu, ia mengingatkan agar eksistensi keraton dan kesultanan di Indonesia tetap dipelihara dan dilestarikan, karena lembaga tersebut berperan penting dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal.
Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan kepada Raja Tayan XIV, Gusti Yusri bergelar Panembahan Anom Paku Negara untuk memelihara dengan baik kesenian tradisional dan khas dari Tayan.
Sultan itu juga menyatakan eksistensi keraton dan kesultanan di Tanah Air dewasa ini, adalah untuk memberikan kontribusi kepada Presiden RI bagaimana agar negeri ini rukun damai tanpa korupsi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalbar Yusri Zainudin, mengatakan pemerintah provinsi menyambut positif prosesi penobatan Raja Tayan tersebut, karena bernilai sejarah.
"Kita berharap eksistensi budaya yang ada terutama keanekaragaman budaya. Wajib untuk dilestarikan, termasuk untuk penobatan ini karena nilainya sangat tinggi," katanya.
(N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012