Bogor (ANTARA Kalbar)  -  Aliansi Organis Indonesia organisasi masyarakat sipil yang berkecimpung dalam pertanian menyatakan perlunya pangan lokal dikampanyekan kepada generasi muda.

Staf Media dan Komunikasi Aliansi Organis Indonesia (AOI) Ani Purwati di Bogor, Senin menjelaskan, dalam kaitan itu pihaknya pada  Bogor Organic Fair (BOF) II dan Festival Herbal Indonesia (FHI) 2012 mengundang para pelaku yang bergiat dalam pangan lokal.

Dalam ajang itu, dihadirkan Omar dari Niode Foundation yang bergerak dengan langkah memperkenalkan pangan lokal dengan apa yang disebut "Food Revolution".

Kegiatan itu bergerak dari area perkotaan di Bandung, Jakarta dan Bali hingga dalam rangkaian besar yaitu "DeJava" dengan produk es krim jamu yang sukses meraih minat kaum muda.

"Pangan lokal diperkenalkan kepada kaum muda karena memiliki berbagai kelebihan baik dari segi nutrisi dan tentu saja lebih baik untuk kesehatan," katanya.

Narasumber lainnya adalah Putri Aisyah, anak muda yang kini aktif di Yayasan Kehati sebagai koordinator sub unit pangan.

Ia menjelaskan, mungkin tidak banyak yang tahu awal mula dari kata "Kemang" maupun "Menteng" yang sekarang menjadi lokasi ajang pergaulan generasi muda Jakarta.

"Menteng dan Kemang yang sering didengar namanya tersebut, sebenarnya merupakan nama tumbuhan dan buah lokal yang mungkin sekarang sudah jarang dibudidayakan, terutama di area perkotaan," katanya.

Berwujud dari keprihatinan tersebut, Putri Aisyah kemudian menginformasikan kepada anak muda di Indonesia untuk mulai mengenal tanaman yang tumbuh di sekelilingnya dan menyebarkan secara aktif pentingnya pangan lokal dibanding pangan impor.

Kampanye atas pentingnya pangan lokal Indonesia itu, kata dia, bisa dilakukan melalui sosial media seperti "blog", "twitter" maupun "facebook" yang sering bersentuhan dengan kaum muda.

Putri juga mengajarkan kepada generasi muda berbagai keaneka ragaman hayati, baik di area hulu hingga hilir sesuai dengan komoditas yang dihasilkan di daerah setempat.

AOI adalah Ormas sipil yang dengan kantor pusat di Kota Bogor, berbadan hukum perkumpulan, bersifat nir-laba dan independen.

Didirikan tahun 2002, saat ini anggota AOI berjumlah 79 ; terdiri dari 60 lembaga dan 19 individu, tersebar di 20 provinsi di Indonesia.

Untuk menjalankan kegiatannya AOI memperoleh pendanaan dari pihak ketiga yang bersifat tidak mengikat.

Untuk saat ini, AOI memperoleh dukungan dana dari Pemerintah Republik Federal Jerman melalui Evangelischer Entwicklungsdienst (EED) dan HIVOS Belanda.

(A035)
    

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012