Kotabaru (ANTARA Kalbar) - Satwa langka monyet berhidung panjang atau Bekantan (Nasalis larvatus)
keberadaanya di Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan,
kini mulai terancam punah seiring aktivitas perusahaan tambang di pulau
tersebut.
Seorang pemerhati lingkungan Akhyat Fauzan, Jumat, mengatakan, secara tidak langsung aktivitas pertambangan di Pulau Sebuku lambat mengancam berkurangnya populasi satwa langka Bekantan.
Aktivitas pertambangan yang tidak mempertimbangan pelestarian lingkungan menyebabkan populasi Bekantan dan Monyet semakin menyusut, ujar Akhyat tanpa menyebutkan jumlah populasinya dengan detail.
Menurut dia, ada perusahaan yang tidak peduli terhadap kehidupan Bekantan dan Monyet yang mengandalkan kawasan hutan tersebut. Akhyat khawatir, apabila kawasan hutan di Pulau Sebuku habis akibat aktivitas perusahaan tambang, lantas bagaimana nasib Bekantan yang jumlahnya kini terus berkurang itu.
Sungguh ironi, Bekantan dan Monyet yang dulu bisa hidup bebas di alam terbuka itu kini mulai tersisih karena alamnya kini dijadikan tempat beraktivitas perusahaan. Semestinya, hewan ini bisa bergelantungan di dahan dan pada jarak jauh, dengan itu sisi kehidupan mereka akan semakin sempit.
(ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Seorang pemerhati lingkungan Akhyat Fauzan, Jumat, mengatakan, secara tidak langsung aktivitas pertambangan di Pulau Sebuku lambat mengancam berkurangnya populasi satwa langka Bekantan.
Aktivitas pertambangan yang tidak mempertimbangan pelestarian lingkungan menyebabkan populasi Bekantan dan Monyet semakin menyusut, ujar Akhyat tanpa menyebutkan jumlah populasinya dengan detail.
Menurut dia, ada perusahaan yang tidak peduli terhadap kehidupan Bekantan dan Monyet yang mengandalkan kawasan hutan tersebut. Akhyat khawatir, apabila kawasan hutan di Pulau Sebuku habis akibat aktivitas perusahaan tambang, lantas bagaimana nasib Bekantan yang jumlahnya kini terus berkurang itu.
Sungguh ironi, Bekantan dan Monyet yang dulu bisa hidup bebas di alam terbuka itu kini mulai tersisih karena alamnya kini dijadikan tempat beraktivitas perusahaan. Semestinya, hewan ini bisa bergelantungan di dahan dan pada jarak jauh, dengan itu sisi kehidupan mereka akan semakin sempit.
(ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012