Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pengembangan bangunan dengan menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan atau yang lebih dikenal dengan bangunan hijau di Indonesia baru dua buah, relatif minim dibandingkan negara ASEAN lain seperti Singapura.

Director of Rating and Technology Green Building Council Indonesia (GBCI), Rana Yusuf Nasir, di Jakarta, Kamis, mengatakan saat ini baru terdapat dua bangunan di Indonesia yang tergolong sebagai bangunan ramah lingkungan, yaitu Kantor Manajemen Pusat PT Dahana (Persero), Subang, dan Menara BCA PT Grand Indonesia, Jakarta.

"Kedua bangunan ini telah meraih sertifikasi bangunan hijau (greenship certification) dari BGCI," katanya.

Namun meski relatif minim, lanjutnya, konsep pengembangan bangunan ramah lingkungan ini semakin diminati. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya bangunan atau gedung yang didaftarkan untuk memperoleh sertifikasi hijau.

"Saat ini terdapat sebanyak 10 bangunan yang tengah berada dalam tahap registrasi antara lain Mall Senayan City, Jakarta, The Breeze Office, BSD City, Tangerang, RS dr Kariadi, Semarang, serta Pabrik Harapan Jaya, Batam," jelasnya.

Rana menambahkan bangunan atau gedung merupakan penghasil terbesar emisi global karbondioksida (CO2), yaitu lebih dari 30%, sehingga merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global.

Saat ini kawasan Amerika, Eropa, Kanada dan Jepang mengontribusi sebagian besar emisi gas rumah kaca. Namun, pertumbuhan penduduk yang pesat pada banyak kawasan seperti Brasil, Rusia, China, India dan Asia Tenggara menyebabkan emisi CO2 bertambah dengan cepat.

Sejalan dengan hal itu, giatnya pembangunan dan sektor konstruksi di Indonesia pun turut meningkatkan kontribusi CO2 secara signifikan.

"Ini akan memperburuk kondisi lingkungan Indonesia, termasuk kualitas udara dalam ruang yang sangat memengaruhi kesehatan manusia. Apalagi hampir 90 persen hidup manusia berada dalam ruangan," terangnya.

Menurut Rana, kualitas udara dalam ruang yang buruk dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan kesehatan pada manusia yang biasa disebut dengan "sick building syndrom" (SBS) seperti sakit kepala, pusing, batuk, sesak napas, bersin-bersin, pilek, iritasi mata, pegal-pegal, mata kering, gejala flu dan depresi.

(KR-IAZ)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012