Jakarta (ANTARA Kalbar) - Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang berhasil mengembangkan sumber energi alternatif berupa biodiesel dari biji alpukat melalui proses transesterifikasi.

Biji alpukat yang dianggap limbah oleh masyarakat Indonesia ternyata di tangan mahasiswa D3 Teknik Kimia Undip mampu dikonversi menjadi biodiesel, kata Kepala Humas Undip Agus Naryoso melalui siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Tiga mahasiswa D3 Teknik Kimia Undip, yaitu Esthu Nurhikmayati, Tyas Surya dan Hana Tris, menjadi juara III dalam Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Jawa Tengah.

Karya ketiga mahasiswa itu diharapkan bisa menjadi solusi kelangkaan energi yang sedang dirasakan masyarakat Indonesia.

Esthu Nurhikmayati mengatakan selama ini masyarakat sering menganggap biji jarak sebagai sumber energi alternatif untuk biodiesel. Padahal, kandungan trigleserida, yang merupakan komponen utama biodiesel, biji alpukat lebih banyak dibanding biji jarak.

Pembuatan biodiesel dari biji alpukat melalui proses transesterifikasi, yaitu penambahan basa kuat seperti NaOH ke dalam minyak biji alpukat, katanya.

Menurut Esthu selama ini masyarakat hanya memanfaatkan alpukat dari daging buahnya saja, sementara bijinya hanya menjadi limbah. Padahal, biji buah alpukat ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Esthu mengatakan dengan kandungan trigliserida yang lebih tinggi dari pada biji jarak, biji alpukat lebih bernilai ekonomis. Menurut dia, pemanfaatan biji alpukat bisa mengurangi limbah dari buah alpukat.

Pihaknya berharap gagasan ini membuat masyarakat memiliki pilihan baru terhadap bahan bakar alternatif.

Dengan penelitian itu, mereka juga berharap masyarakat dapat menggunakan bahan bakar yang dapat terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas.

(SDP-49)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012