Samarinda (ANTARA Kalbar) - Tim SAR menghentikan sementara pencarian pesawat carteran yang dinyatakan hilang setelah lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda, sejak Jumat (24/5).

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Brigadir Jenderal Rusli Nasution, di Samarinda, Sabtu petang mengatakan, pencarian akan kembali dilanjutkan pada Minggu (26/5).

"Karena kondisi gelap dan cuaca mendung, penyisiran di titik koordinat dimana pesawat itu terakhir terpantau oleh satelit dihentikan sementara. Namun, pasukan yang ada di lapangan tetap bergerak menuju lokasi di titik koordinat yang telah ditentukan," ungkap Rusli Nasution.

Sejak Sabtu pagi hingga petang lanjut Rusli Nasution, Tim SAR gabungan baik dari Basarnas, TNI dan Polri serta masyarakat telah melakukan penyisiran namun belum berhasil menemukan lokasi dimana pesawat tersebut diduga jatuh.

"Tim sudah mengecek semua informasi dari masyarakat namun hingga saat ini belum ditemukan informasi yang akurat terkait keberadaan pesawat itu," kata Rusli.

Selain melakukan pencarian melalui perjalanan darat, pemantauan lewat udara melalui helikopter juga telah dilakukan, namun hasilnya tetap nihil.

Tim SAR lanjut Rusli Nasutian akan melanjutkan penyisiran pada Minggu (26/8) berdasarkan pemetaan titik koordinat melalui deteksi terakhir data satelit dan informasi masyarakat.

"Hari ini kami telah melakukan pemetaan area pencarian untuk menentukan titik koordinat baik berdasarkan deteksi satelit maupun laporan dari masyarakat sehingga besok (Minggu) pencarian bisa lebih fokus pada titik koordinat yang telah ditentukan itu. Hasil pemetaan ini akan dibagikan kepada tim SAR darat maupun udara," katanya.

"Sebenarnya, tidak ada kesulitan hanya saja wilayah koordinatnya yang kita belum tahu. Kami akan terus melakukan pencarian hingga pesawat dan penumpangnya berhasil ditemukan," ungkap Rusli.

Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International untuk melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat sekitar pukul 08.04 Wita.

Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13. 51 Wita.

"Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali di Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam," kata Pemandu Lalu Lintas Udara Bandara Temindung Samarinda Rora Ardian.

Dari Bandara Temindung Samarinda, kata dia, pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki.

Namun, hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga akhirnya diduga jatuh di kawasan TNK.     

(A053)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012