Jambi (ANTARA Kalbar) - Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus menyatakan pihaknya akan mengusulkan hujan buatan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat untuk mengurangi kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.
"Sejak beberapa hari terakhir dampak kebakaran lahan dan hutan sudah mengganggu kondisi penerbangan di Jambi. Apalagi akan ada pelaksanaan Pekan Olaharga Nasional (PON) di Riau, jangan sampai terganggu adanya asap," ujarnya usai meninjau lokasi kebakaran lahan di Desa Arang Arang, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muarojambi, Sabtu.
Menurut dia, kebakaran lahan dan hutan di Sumatra, khususnya di Jambi merupakan pengalaman yang kerap terjadi setiap tahun saat musim kemarau panjang tiba.
"Setiap menghadapi kemarau, pemerintah daerah bersama instansi terkait sudah sejak jauh hari memberikan imbauan maupun sanksi bagi siapa saja termasuk perusahaan yang dengan sengaja membakar lahan," katanya.
Hanya saja, kata dia, sebagian besar lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut yang bisa saja terbakar dengan mudah apabila memasuki musim kemarau panjang tiba.
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan laporan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, hingga Sabtu (25/8) hari ini terpantau 10 titik api di Provinsi Jambi.
"Meski titip api sedikit, namun daerah provinsi tetangga juga mengalami hal yang sama. Jadi, tidak menutup kemungkinan asap yang ada merupakan asap kiriman," ujarnya lagi.
Untuk mengantisipasi hal itu, Pemprov Jambi telah membentuk tim penanggulangan kebakaran dan asap yang terdiri dari berbagai instansi terkait seperti, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker), Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
"Kami juga telah menyiagakan tim kesehatan yang sewaktu waktu siap membagikan masker khusus apabila kondisi udara di Jambi semakin tidak sehat," ujarnya.
Gubernur menambahkan, pada Selasa (28/8), Kementrian Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat akan memanggil beberapa gubernur terkait bencana kebakaran lahan dan hutan tersebut.
"Pada rapat tersebut, saya akan mengusulkan adanya bantuan hujan buatan. Mudah mudahan bisa disetujui mengingat kondisi kebakaran ada di kawasan gambut yang memang sangat sulit dipadamkan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Zubaidi AR mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sedikitnya 3.000 masker yang sewaktu waktu bisa dibagikan kepada masyarakat.
"Jumlah itu bisa ditambah melihat kondisi dilapangan nantinya. Kami juga terus berkoordinasi dengan tim lain akan kondisi asap dan kebakaran di Jambi ini," katanya.
(KR-BS)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sejak beberapa hari terakhir dampak kebakaran lahan dan hutan sudah mengganggu kondisi penerbangan di Jambi. Apalagi akan ada pelaksanaan Pekan Olaharga Nasional (PON) di Riau, jangan sampai terganggu adanya asap," ujarnya usai meninjau lokasi kebakaran lahan di Desa Arang Arang, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muarojambi, Sabtu.
Menurut dia, kebakaran lahan dan hutan di Sumatra, khususnya di Jambi merupakan pengalaman yang kerap terjadi setiap tahun saat musim kemarau panjang tiba.
"Setiap menghadapi kemarau, pemerintah daerah bersama instansi terkait sudah sejak jauh hari memberikan imbauan maupun sanksi bagi siapa saja termasuk perusahaan yang dengan sengaja membakar lahan," katanya.
Hanya saja, kata dia, sebagian besar lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut yang bisa saja terbakar dengan mudah apabila memasuki musim kemarau panjang tiba.
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan laporan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, hingga Sabtu (25/8) hari ini terpantau 10 titik api di Provinsi Jambi.
"Meski titip api sedikit, namun daerah provinsi tetangga juga mengalami hal yang sama. Jadi, tidak menutup kemungkinan asap yang ada merupakan asap kiriman," ujarnya lagi.
Untuk mengantisipasi hal itu, Pemprov Jambi telah membentuk tim penanggulangan kebakaran dan asap yang terdiri dari berbagai instansi terkait seperti, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker), Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
"Kami juga telah menyiagakan tim kesehatan yang sewaktu waktu siap membagikan masker khusus apabila kondisi udara di Jambi semakin tidak sehat," ujarnya.
Gubernur menambahkan, pada Selasa (28/8), Kementrian Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat akan memanggil beberapa gubernur terkait bencana kebakaran lahan dan hutan tersebut.
"Pada rapat tersebut, saya akan mengusulkan adanya bantuan hujan buatan. Mudah mudahan bisa disetujui mengingat kondisi kebakaran ada di kawasan gambut yang memang sangat sulit dipadamkan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Zubaidi AR mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sedikitnya 3.000 masker yang sewaktu waktu bisa dibagikan kepada masyarakat.
"Jumlah itu bisa ditambah melihat kondisi dilapangan nantinya. Kami juga terus berkoordinasi dengan tim lain akan kondisi asap dan kebakaran di Jambi ini," katanya.
(KR-BS)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012