Sampang (ANTARA Kalbar) - Kapolsek Omben, Sampang, Madura, Aris Dwiyanto terluka akibat terkena sabetan senjata tajam penyerang kelompok Islam Syiah, saat berupaya menghentikan aksi penyerangan di Dusun Nanggernang.
"Pak Aris tadi sudah dibawa mobil menuju Kota Sampang," kata anggota Brimob Bripka Suryo, melalui saluran telepon kepada wartawan di lokasi kejadian, Minggu sore.
Kapolsek Aris Dwiyanto terkena sabetan senjata tajam kelompok penyerang, saat ia berada di barisan depan dan berupaya menenangkan aksi anarkis massa yang mulai brutal.
Wartawan dari sejumlah media, baik cetak maupun elektronik dilarang mendekati lokasi kejadian dengan pertimbangan keamanan.
Sebagian wartawan hanya mengambil gambar aktivitas petugas kepolisian yang sedang berjaga-jaga. Hingga Minggu (26/7) sore belum ada yang berhasil mengambil gambar aksi penyerangan kepada kelompok Islam Syiah ini.
Sejumlah titik di sekitar lokasi perkampungan kelompok Islam Syiah dikabarnya telah dipasangi ranjau dan bom rakitan oleh kelompok penyerang tak dikenal itu.
Sementara petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang terus menambah pasukan ke lokasi penyerangan perkampungan kelompok Islam Syiah dengan meminta bantuan pasukan ke Polres terdekat, seperti Pamekasan dan Bangkalan.
Pasukan TNI dari Kodim 0828 Sampang juga dikerahkan guna mencegah aksi anarkis kelompok penyerang.
Hingga Minggu sore sekitar pukul 17.30 WIB, aksi penyerangan dan pembakaran rumah oleh kelompok tak dikenal terhadap kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang masih berlangsung.
Penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah Sampang yang menyebabkan satu orang tewas dan lima orang lainnya luka tersebut merupakan kali kedua, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.
Aksi yang sama juga pernah terjadi pada tanggal 29 Desember 2011. Ketika itu pesantren Misbahul Huda Pimpinan Ustad Tajul Muluk, berikut rumah, mushalla dan madrasahnya juga diserang sekelompok massa tak dikenal.
Kompleks pesantren dibakar, 3 rumah dibakar dan harta benda dijarah dengan total kerugian sekitar Rp700 juta. Sebanyak 335 jiwa yang terdiri dari 107 anak-anak dan 228 orang dewasa dan lanjut usia terpaksa mengungsi.
(ZIZ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Pak Aris tadi sudah dibawa mobil menuju Kota Sampang," kata anggota Brimob Bripka Suryo, melalui saluran telepon kepada wartawan di lokasi kejadian, Minggu sore.
Kapolsek Aris Dwiyanto terkena sabetan senjata tajam kelompok penyerang, saat ia berada di barisan depan dan berupaya menenangkan aksi anarkis massa yang mulai brutal.
Wartawan dari sejumlah media, baik cetak maupun elektronik dilarang mendekati lokasi kejadian dengan pertimbangan keamanan.
Sebagian wartawan hanya mengambil gambar aktivitas petugas kepolisian yang sedang berjaga-jaga. Hingga Minggu (26/7) sore belum ada yang berhasil mengambil gambar aksi penyerangan kepada kelompok Islam Syiah ini.
Sejumlah titik di sekitar lokasi perkampungan kelompok Islam Syiah dikabarnya telah dipasangi ranjau dan bom rakitan oleh kelompok penyerang tak dikenal itu.
Sementara petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang terus menambah pasukan ke lokasi penyerangan perkampungan kelompok Islam Syiah dengan meminta bantuan pasukan ke Polres terdekat, seperti Pamekasan dan Bangkalan.
Pasukan TNI dari Kodim 0828 Sampang juga dikerahkan guna mencegah aksi anarkis kelompok penyerang.
Hingga Minggu sore sekitar pukul 17.30 WIB, aksi penyerangan dan pembakaran rumah oleh kelompok tak dikenal terhadap kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang masih berlangsung.
Penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah Sampang yang menyebabkan satu orang tewas dan lima orang lainnya luka tersebut merupakan kali kedua, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.
Aksi yang sama juga pernah terjadi pada tanggal 29 Desember 2011. Ketika itu pesantren Misbahul Huda Pimpinan Ustad Tajul Muluk, berikut rumah, mushalla dan madrasahnya juga diserang sekelompok massa tak dikenal.
Kompleks pesantren dibakar, 3 rumah dibakar dan harta benda dijarah dengan total kerugian sekitar Rp700 juta. Sebanyak 335 jiwa yang terdiri dari 107 anak-anak dan 228 orang dewasa dan lanjut usia terpaksa mengungsi.
(ZIZ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012