Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat, Hilman Tisnawan mengatakan tingkat risiko kredit yang disalurkan oleh perbankan Kalimantan Barat terbilang relatif terkendali.

"Hal ini tercermin dari membaiknya kualitas kredit yang disalurkan yang diindikasikan oleh menurunnya rasio kredit non lancar terhadap total kredit yang disalurkan (Non Performing Loans/NPLs) pada triwulan II 2012, menjadi sebesar 0,96 persen. Selain itu, tingkat NPLs tersebut masih terjaga jauh di bawah 5 persen," kata Hilman di Pontianak, Senin.

Namun demikian, lanjutnya, secara nominal, NPLs mengalami peningkatan sebesar 7,45 persen perse,ester menjadi sebesar Rp210,68 Miliar.

Berdasarkan jenis penggunaan, penurunan persentase NPLs hanya terjadi pada kredit dengan tujuan modal kerja sebesar 0,16 persen per semester menjadi 1,32 persen, walaupun secara nominal NPLs meningkat 1,21 persen per semester menjadi sebesar Rp102,97 Miliar.

Sementara persentase NPLs kredit dengan tujuan investasi dan konsumsi mengalami peningkatan masing-masing menjadi sebesar 0,84 persen dan 0,72 persen.

Mempertimbangkan jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan jenis kredit lainnya, kredit investasi memiliki risiko kredit yang relatif tinggi. Namun apabila penyalurannya tetap diikuti dengan prinsip kehati-hatian, risiko kredit investasi ke depannya diperkirakan tetap terkendali.

"Menurunnya risiko kredit yang ditandai dengan menurunnya persentase NPLs juga dialami oleh sektor-sektor usaha utama yang menyerap kredit terbesar di Kalimantan Barat, yaitu sektor usaha Pertanian, Perburuan dan Kehutanan (PPK) yang menurun 0,03 persen persemester menjadi 0,45 persen. Pada sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran (PdgBE) turun 0,18 persen persemester menjadi sebesar 1,55 persen serta sektor usaha Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi yang turun sebesar 0,34 persen per semester menjadi sebesar 0,29 persen," tuturnya.

(pso-171)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012