Samarinda (ANTARA Kalbar) - Seluruh jenazah korban pesawat PA-31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang ditemukan hancur di Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, akan diangkut menggunakan pesawat carteran.

"Kami masih menunggu proses identifikasi dan jika besok proses identifikasi sudah selesai, paket carteran pesawat akan langsung didatangkan dari Jakarta. Saya belum tahu jenis pesawatnya yang jelas bisa mendarat di Bandara Temindung Samarinda," ungkap Chief Pilot PT Intan Angkasa, Widi Kurniawan, kepada wartawan di Posko Penanggulangan Pencarian Korban Pesawat Jatuh di Bandara Temindung Samarinda, Senin malam.

Pihak perusahaan juga lanjut Widi Kurniawan akan menanggung seluruh biaya pemulangan keempat korban pesawat Piper tersebut.

"Kami akan menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah korban," kata Widi Kurniawan.

Termasuk lanjut Widi Kurniawan pemulangan jenazah korban berkewarganeragaan Australia yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International.

"Kami hanya menanggung hingga di Bandara Halim Perdana Kusma selanjutnya akan diserahkan ke pihak perusahaan atau Kedutaan Besar Australia di Indonesia," ungkap Widi Kurniawan.

Terkait rencna evakuasi bangkai pesawat Piper PA-31 Piper Navajo Chief Tain dari Gunung Mayang, pihak PT Intan Perkasa kata dia masih menunggu proses investigasi dari KNKT dan pihak asuransi.

"Jika proses investigasi dari pihak KNKT dianggap sudah selesai termasuk untuk kepentingan asuransi maka secepatnya bangkai pesawat itu akan ditarik ke hangar kami di Bandara Sepinggan Balikpapan," kata Widi Kurniawan.

Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 Wita.

Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, diketahui 'take off' atau lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat pagi sekitar pukul 07.51 Wita, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 Wita.

Pesawat buatan Amerika pada 1978 itu akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17. 25 Wita.

Tiga penumpang dan pilot pesawat itu tewas dan mayatnya langsung dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda pada Senin dinihari sekitar pukul 02. 55 untuk proses identifikasi.

(A053)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012