Jakarta (ANTARA Kalbar) - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan penembakan yang terjadi di Solo tidak ada kaitannya dengan pilkada DKI Jakarta dan terorisme.

"Dari hasil penelusuran IPW, dapat disimpulkan bahwa penembakan di Solo adalah sesuatu yang berbeda. Tidak terkait pilkada dan terorisme," ujar Neta di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, penembakan di Solo adalah sesuatu yang berbeda, karena pelaku menembak dalam jarak dekat. Berbeda dengan aksi terorisme yang selama ini dilakukan melalui pengendali jarak jauh.

"Kalaupun ada yang jarak dekat, itu bom bunuh diri. Begitu juga dengan senjata yang disita polisi berbeda dengan pelaku penembakan," katanya.

Pelaku penembakan menembak polisi dengan senjata jenis FN, sedangkan senjata yang disita adalah Baretta.

"Jadi polisi jangan terlalu cepat mengaitkan antara penembakan dan terorisme," kata dia.

Dia menilai ada beberapa hal mengapa polisi dijadikan target penyerangan yakni kekesalan terhadap prilaku dan arogansi polisi serta ada upaya untuk memperburuk citra polisi.

Seorang polisi, Bripka Dwi Data Subekti, ditembak pelaku penyerangan di Pos Polisi Singosaren, pada Kamis (30/8).

Pada Jumat (31/8), Detasemen Antiteror menyergap tiga orang yang diduga menembak Bripka Data.

 (I025)
 

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012