Pekanbaru (ANTARA Kalbar) - Tim dayung dari Provinsi Kalimantan Barat bersama sejumlah pelatih dan "official" cabang olahraga dayung memprotes panitia penyelenggara perlombaan dayung yang masih menggunakan fasilitas sampang dayung merek lama, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 di Riau.

"Kami protes kepada panitia, karena sampan dayung masih menggunakan merek lama, sementara atlet dayung kami sudah menggunakan sampan dayung merek baru `champion`," kata Ketua Pengprov Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia Kalbar, Abdi Nurkamil Mawardi saat dihubungi di Pekanbaru, Sabtu.

Ia menjelaskan, penyelenggara masih menggunakan sampan dayung menggunakan merek lama pada perlombaan sampan nomor "dragon boat".

Menurut Abdi Nurkamil, kalau penggunaan sampan dayung merek lama terus dilanjutkan, maka akan berpengaruh pada penampilan atlet yang telah terbiasa dengan sampan merek baru.

"Kalbar telah sepakat dengan beberapa provinsi lain menuntut untuk mengganti sampan, usulan telah kami sampaikan dan mungkin telah diproses oleh Pengurus Besar PON Cabor dayung," ungkapnya.

Abdi Nurkamil menambahkan, persiapan panitia untuk cabang dayung tampaknya 100 persen menggunakan sampan merek lama.

"Sebenarnya panitia hampir menyepakati permintaan kami, tetapi tidak langsung karena belum lengkapnya sampan baru sehingga masih tarik ulur mengenai penggantian sampan tersebut," ujarnya.

Abdi Nurkamil menambahkan, kenyamanan sampan merek baru memang jauh berbeda dengan sampan merek lama, seperti tingkat kelajuan dan tarikan sampan.

"Kalau sampan merek baru `champion` kualitasnya cukup kuat saat berada di permukaan air, sementara sampan merek lama agak oleng," ujarnya.

Menurut dia, tim dayung Kalbar, sudah melakukan ujicoba pada arena perlombaan dayung sejak dua hari lalu dan sudah mencoba pada enam lintasan yang telah disiapkan pihak panitia.

Lokasi perlombaan untuk cabor dayung di Kebon Nopi, Kwanting, Kabupaten Kuantan atau sekitar lima jam perjalanan dari Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau.

(A057)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012