Yogyakarta (ANTARA Kalbar) - Liong Dupa atau naga yang terbuat dari puluhan ribu dupa akan menjadi atraksi utama dalam perayaan Tiong Jiu yang akan digelar di Klenteng Poncowinatan Yogyakarta, Minggu malam (30/9).

"Setiap tahunnya, kami berusaha untuk menampilkan sesuatu atraksi yang berbeda saat perayaan Tiong Jiu. Pada tahun keempat ini, kami menampilkan Liong Dupa," kata Ketua Seksi Acara Perayaan Tiong Jiu Klenteng Poncowinatan Subekti Saputra Wijaya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia liong dari dupa tersebut merupakan jenis liong yang pertama kali ada di Indonesia. Tubuh naga terbuat dari jerami kecil yang nantinya akan ditancapi dengan dupa.

Dupa, lanjut dia, merupakan simbol ritual dari warga Tionghoa saat memanjatkan doa dan harapan. "Karenanya, naga ini juga menjadi simbol dari rasa syukur dan harapan masyarakat dalam kehidupan," katanya.

Pada saat perayaan, lanjut Subekti, sekitar 30.000 pucuk dupa yang tertancap di tubuh liong atau naga tersebut akan dibakar. Naga tersebut akan dimainkan oleh sekitar 11 orang.

"Liong ini cukup berat, bahkan lebih berat dibanding liong yang terbuat dari kain yang biasanya dimainkan. Saat dibakar, dupa tersebut bisa bertahan selama sekitar 45 menit sebelum akhirnya habis terbakar," katanya.

Seluruh pemain Liong Dupa tersebut akan tampil dengan tata rias wajah bagai pasukan Bhe Kun, yaitu pasukan pengawal kuda dari prajurit Laksamana Cheng Ho saat mendarat di Pantai Utara Pulau Jawa.

"Mereka akan mengenakan pakaian serba hitam, dan wajah akan dicat dengan warna hitam, merah, putih, hijau dan biru," katanya.

Perayaan Tiong Jiu, adalah sebuah perayaan yang sudah dilakukan sejak zaman Dinasti Ming. Perayaan ini dilakukan pada hari ke-15 bulan ke delapan setelah perayaan Imlek. Pada hari tersebut, muncul bulan purnama.

"Tujuan diadakannya perayaan ini adalah untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala berkah yang diberikan Sang Pencipta sambil menikmati indahnya bulan purnama. Biasanya, keluarga juga merayakannya dengan menyantap Kue Bulan," katanya.

(E013)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012