Sanggau (ANTARA Kalbar) - Sejumlah warga dusun di seputaran Kota Sanggau, Kalimantan Barat, memilih menggunakan listrik prabayar PLN, karena lebih mudah dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan.

"Kalau pakai ini (prabayar), kami bisa menyicil beli (listrik)," kata Sabina, 46, warga RT 30 Kampung Semajau, Kelurahan Beringin, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Minggu.

Menurut dia, kalau menggunakan listrik pascabayar, mereka harus menyiapkan uang setiap bulan. Sedangkan pendapatan sebagai petani terkadang tidak tetap.

"Iya kalau mampu bayar, kalau tidak, kita ditagih sama orang PLN. Kalau sekarang, ada uang Rp20 ribu, beli listrik segitu," kata Sabina.

Maria Yel, 45, juga merasakan kini biaya yang dikeluarkan untuk listrik jauh lebih murah dibanding sebelumnya.

Kampung Semajau, meski berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat Kota Sanggau, namun baru Mei lalu mendapat pasokan listrik dari PLN setempat.

Sebelumnya, 40 KK warga di kawasan itu hanya menggunakan pelita untuk mendapat penerangan di malam hari. Maria Yel mempunyai mesin genset kecil di rumahnya. "Tapi satu bulan, untuk minyak saja, habis Rp300 ribu. Itu pun listrik menyala jam 6 sore sampai 9 malam," ungkap Maria Yel.

Saat ini, dalam satu bulan, ia mengeluarkan uang seratusan ribu rupiah dalam satu bulan untuk membeli listrik dari PLN dengan sistem pra bayar. "Di rumah ada banyak barang seperti televisi, pompa air, kulkas, lampu. Sekarang jauh lebih enak," ujar Maria Yel.

Farida, 41, sejak di rumahnya ada listrik, dalam satu bulan biasanya mengeluarkan Rp50 ribu - Rp70 ribu untuk membeli voucher listrik. "Biasanya kalau sudah bunyi di kWH, masih mampu satu hari, tidak padam," kata istri dari Baleya itu.

KWH meter pra bayar akan mengeluarkan bunyi "tit tit" kalau jumlah daya tersisa 20 kWH. Hal itu untuk memberi tanda bagi pelanggan bahwa energi listriknya akan habis.

Ermina Way, 63, sempat menduga kalau kWH meter di rumahnya rusak sewaktu mulai mengeluarkan bunyi tersebut. "Kata suami saya, itu artinya dia (kWH) minta `makan`," kata Ermina yang baru tiga kali mengisi ulang masing-masing seniai Rp50 ribu sejak Mei lalu.

Sabina bersyukur, sejak listrik dari PLN masuk ke kampungnya, kehidupan menjadi lebih nyaman. "Anak-anak kalau dulu kumpul di rumah yang ada genset kalau sudah malam. Belajar pun susah. Sekarang, belajar di rumah pun nyaman," ujar dia.

Farida pun tak sabar menunggu Natal pertama di kampungnya sejak PLN menyalurkan listrik. "Kampung ini pasti lebih warna-warni bercahaya," kata Farida.

Deputi Manajer Hukum dan Komunikasi PLN Wilayah Kalbar, M Doing menyatakan, listrik pra bayar sebenarnya tidak serumit dan "seseram" yang dibayangkan banyak pihak selama ini.

"Buktinya, warga di Semanjau lebih menyenangi listrik pra bayar," kata M Doing.

Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PLN Area Sanggau, Doni Hernandi mengatakan, hal itu menunjukkan warga di dusun pun sudah terbiasa dengan listrik pra bayar. "Mereka mendapat banyak keuntungan. Mereka dapat mengatur sendiri, kapan harus beli listrik, menghemat pemakaian, dan sebagainya," ujar Doni.

Selain di Semanjau, di Desa Belangin, ada 725 pelanggan PLN yang menggunakan listrik pra bayar.

PLN Sanggau mempunyai pelanggan hingga akhir Sepember 2012 untuk pascabayar 123.795, pelanggan pra bayar 31.058, atau total 154.853 pelanggan. Omset bulanan Rp16,68 miliar. Luas daerah kerja sekitar 80.000 kilometer persegi terdiri atas lima rayon dan satu kantor area, 72 sub rayon/lisdes/kantor jaga.

Sebanyak 167 unit mesin diesel beroperasi dari daya 40 KW sampai 1.200 KW dengan total daya terpasang 98.855 KW, daya mampu aktual 65.577 KW, beban puncak siang 31.445 KW, beban puncak malam 50.429 KW.

T011

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012