Berlin (ANTARA Kalbar) - Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan, prospek ekonomi zona euro masih lemah dengan memperhatikan pertumbuhan angka pengangguran dan krisis utang yang semakin parah.
"Sistem keuangan zona euro semakin kacau," kata Presiden ECB Mario Draghi pada Rabu (24/10) ketika mempertahankan kontroversial terkait program pembelian obligasi di hadapan anggota parlemen rendah Jerman.
Dia menambahkan bahwa ekonomi zona euro akan tetap lemah dalam waktu dekat dan angka pengangguran di zona euro masih akan terus menanjak tajam.
Berbagai negara anggota zona euro telah berjuang dengan stagnasi ekonomi yang serius sejak krisis keuangan blok itu dimulai sekitar lima tahun lalu.
"Ke depan, kita akan menyaksikan kelesuan kegiatan ekonomi dan setelah itu juga akan ada pemulihan bertahap. Risiko terhadap prospek ini sangat tinggi, terutama berkaitan dengan ketegangan di beberapa pasar finansial Eropa," jelas Draghi.
Bulan lalu, Bank Sentral Eropa meluncurkan rincian program baru untuk membeli obligasi pemerintah dalam jumlah tak terbatas dari negara-negara zona euro. Program itu bertujuan mengakhiri kenaikan tajam tingkat suku bunga di negara-negara yang terbebani utang, seperti Spanyol dan Italia, yang menjual surat obligasinya di pasar finansial global.
Sejumlah kritikus memperingatkan bahwa program pembelian obligasi ECB akan meningkatkan inflasi, terutama di negara-negara yang didera utang parang.
(IRIB)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sistem keuangan zona euro semakin kacau," kata Presiden ECB Mario Draghi pada Rabu (24/10) ketika mempertahankan kontroversial terkait program pembelian obligasi di hadapan anggota parlemen rendah Jerman.
Dia menambahkan bahwa ekonomi zona euro akan tetap lemah dalam waktu dekat dan angka pengangguran di zona euro masih akan terus menanjak tajam.
Berbagai negara anggota zona euro telah berjuang dengan stagnasi ekonomi yang serius sejak krisis keuangan blok itu dimulai sekitar lima tahun lalu.
"Ke depan, kita akan menyaksikan kelesuan kegiatan ekonomi dan setelah itu juga akan ada pemulihan bertahap. Risiko terhadap prospek ini sangat tinggi, terutama berkaitan dengan ketegangan di beberapa pasar finansial Eropa," jelas Draghi.
Bulan lalu, Bank Sentral Eropa meluncurkan rincian program baru untuk membeli obligasi pemerintah dalam jumlah tak terbatas dari negara-negara zona euro. Program itu bertujuan mengakhiri kenaikan tajam tingkat suku bunga di negara-negara yang terbebani utang, seperti Spanyol dan Italia, yang menjual surat obligasinya di pasar finansial global.
Sejumlah kritikus memperingatkan bahwa program pembelian obligasi ECB akan meningkatkan inflasi, terutama di negara-negara yang didera utang parang.
(IRIB)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012