Bandarlampung (ANTARA Kalbar) - Ratusan warga berasal dari Desa Balinuraga/Sidoreno, Kecamatan Waypanji yang dua hari berturut-turut terlibat bentrok dengan warga beberapa desa dari Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa pagi, mulai diungsikan ke tempat yang aman di Kota Bandarlampung.

Pantauan ANTARA, iring-iringan sejumlah truk yang membawa warga dari desa yang terlibat bentrokan itu melewati Jalan Lintas Tengah Sumatera menuju ke Bandarlampung.

Iring-iringan pengungsian ratusan warga itu dikawal sejumlah kendaraan dengan personel Brimob bersenjata lengkap.

Berdasarkan informasi, selain dibawa ke Bandarlampung, sejumlah warga terutama anak-anak dan kaum wanita serta warga lanjut usia dari Desa Balinuraga/Sidoreno, sejak Senin (29/10) petang hingga Selasa pagi, berinisiatif mendatangi Markas Polres Lampung Selatan di Kalianda untuk minta pengamanan kepolisian.

Warga mencemaskan keselamatan mereka, mengingat bentrokan susulan pada Senin (29/10) masih terjadi, seperti bentrokan sehari sebelumnya, Minggu (28/10), di desa mereka, kendati ribuan aparat pengamanan gabungan unsur kepolisian dengan TNI telah bersiaga di sekitar desa tersebut.

Petugas keamanan masih terus berjaga di desa itu dan beberapa tempat di sekitar Kalianda, Ibu Kota Lampung Selatan.

Akibat bentrokan warga antarkampung di Balinuraga/Sidoreno dengan ribuan warga yang datang untuk menyerang dari beberapa desa di Kalianda, Lampung Selatan pada Minggu (28/10) dan berlanjut bentrok susulan pada Senin (29/10), sedikitnya sembilan korban tewas, sejumlah warga luka berat dan ringan, belasan rumah warga dibakar dan dirusak massa.

Berbagai pihak menyampaikan keprihatinan dan berharap aparat keamanan dapat segera mengatasi situasi dan kondisi di daerah bentrokan itu, agar konflik mereka tidak merembet dan meluas.

Pemerintah kabupaten dan dinas terkait, Pemerintah Provinsi Lampung, bersama para tokoh setempat, juga diingatkan untuk segera bertindak mempertemukan para pihak yang bertikai, agar dapat mencari penyelesaian dan perdamaian.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung juga telah mengimbau agar media massa dan para wartawan yang meliput dan menulis konflik antarwarga itu, tidak malah memanas-manaskan kondisi serta berdampak kian memperuncing masalah.

Media massa dan para jurnalis diingatkan untuk dapat ikut mendorong agar para pihak bertikai, dapat bersama-sama mencari penyelesaian terbaik dan sepakat berdamai.

Rektor IAIN Raden Intan Lampung Dr Mohammad Mukri MAg mengimbau, semua pihak dapat menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang akan makin memperkeruh konflik di Lampung Selatan itu.

Dia mengingatkan pula, agar aparat keamanan bersama pemerintah segera menghentikan konflik itu dan secepatnya mengatasi permasalahan tersebut, agar tidak sampai melebar ke mana-mana, apalagi sampai menjadi konflik SARA.

(A054)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012