Jakarta (ANTARA Kalbar) - Organisasi Masyarakat Islam Muhammadiyah akan memperingati Milad satu abad Muhammadiyah di Sentul International Conference Center, Bogor, pada Minggu (18/11) yang diperkirakan bakal dihadiri hingga 50 ribu warga Muhammadiyah.

"Muhammadiyah adalah ormas Islam pertama yang mengadakan milad satu abad," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Prof Dr Suyatno yang dipercaya menjadi Ketua Panitia Silaturahmi Milad Akbar kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Suyatno menyatakan khawatir tempat perhelatan yang kapasitasnya 30 ribu orang, tidak cukup menampung massa dimana Muhammadiyah Jawa Tengah sudah menyatakan akan mendatangkan 25 ribu massa dengan 500 bus, masyarakat Muhammadiyah di Jawa Barat juga akan datang sampai 20 ribu massa, belum lagi dari Jakarta, Banten dan Lampung.

Pihaknya telah mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sedangkan Ketua dan tokoh-tokoh MPR, DPR dan DPD sudah mengkonfirmasi akan hadir.

Milad 100 tahun masehi atau 103 tahun kalender Hijriyah dengan tema "Sang Surya Tiada Henti Menyinari Negeri" itu akan menggelar berbagai acara seni budaya seperti musik angklung dari Jawa Barat, orkestra Dwiki Darmawan yang menyanyikan lima lagu medlei yang diawali tarian tradisional Aceh dan diakhiri musik dari Papua, Debu, Iis Dahlia, Kristina, Melly Goeslaw dan lain-lain.

Selain Milad yang diadakan di Sentul, Bogor, empat wilayah lain yakni Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Riau, Jawa Timur dan Yogyakarta juga akan memperingati Milad di daerahnya masing-masing dan akan ada telekonferensi antara Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin di Sentul dengan tokoh di keempat wilayah tersebut.

Milad tersebut, ujar Suyatno, dimaksudkan untuk membangkitkan kembali semangat dan komitmen bersama yang dibangun oleh para pendiri Muhammadiyah serta mengevaluasi kiprah Muhammadiyah sejak berdirinya hingga saat ini.

Selama 100 tahun sejak berdiri pada 18 November (4 Muharam) 1912 telah banyak yang dikerjakan oleh Muhammadiyah, dari mulai mendirikan sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi, balai pengobatan di kecamatan hingga rumah sakit, panti-panti asuhan, jompo dan lainnya yang diniati dengan keikhlasan beribadah, katanya.

"Mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah 10 persen dari jumlah mahasiswa nasional yang total sekitar lima juta orang, berarti  sekitar 500 ribu mahasiswa Muhammadiyah yang berkontribusi kepada negara, belum lagi sejuta siswa di sekolah dasar Muhammadiyah. Jadi Muhammadiyah sebenarnya meringankan tugas pemerintah mencerdaskan bangsa. Demikian pula tugas lain seperti menyehatkan bangsa," katanya.

(D009)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012