Jakarta (ANTARA Kalbar) - Bank Pembangunan Asia melalui program pinjaman 300 juta dolar AS bermitra dengan pemerintah Indonesia untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur dan memperkuat akses untuk menunjang pertumbuhan berkelanjutan.

"Konektivitas yang buruk, hambatan dalam infrastruktur dan biaya logistik yang tinggi mencegah Indonesia dari mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan menyebarkan manfaat terhadap seluruh populasi negara," kata Deputi Direktur ADB untuk Indonesia Edimon Ginting, Jumat.

Edimon mencontohkan, sekitar 70 persen dari perbedaan dalam harga beras di beragam daerah ditengarai karena biaya pengiriman akibat dari kondisi jalan yang buruk, pelabuhan yang sibuk, dan sistem transportasi antarpulau yang tidak berkembang dengan memadai.

Ia memaparkan, pemerintah Indonesia sebenarnya telah meluncurkan serangkaian reformasi kebijakan yang mengesankan yang bertujuan untuk membangun kerangka finansial dan institusional untuk meningkatkan konektivitas dan infrastruktur.

Program ADB mendukung upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan sistem logistik dan infrastruktur yang lebih baik dalam rangka menghubungkan daerah pedesaan dengan pusat pertumbuhan di perkotaan.

Selain itu, lanjutnya, reformasi program itu dinilai juga akan bermanfaat ekonomi secara substansial dan membantu menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan mempromosikan partisipasi sektor swasta yang dinilai penting dalam jasa pelayanan infrastruktur, antara lain dalam meningkatkan teknologi dan inovasi baru serta menghasilkan kesempatan kerja.

Sebelumnya, ADB menyatakan bahwa perguruan tinggi di berbagai negara di Asia seharusnya dapat lebih baik dalam menghubungkan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja untuk memastikan lulusan yang berkualitas.

"Kemampuan Asia untuk bersaing dalam dunia yang telah terglobalisasi ini bergantung kepada kesiapan mahasiswa yang masuk universitas, kesiapan lulusan dalam pasar tenaga kerja, dan adanya akselerasi inovasi, sains, dan teknologi guna menciptakan produk dan jasa baru," kata Kepala Praktik Pendidikan Departemen Pembangunan Berkelanjutan dan Regional ADB, Jouko Sarvi.

Ia berpendapat, ketidakcocokan antara sekolah, universitas, dan pasar tenaga kerja, terlihat nyata dalam tren terkait pasar tenaga kerja regional di Asia.

Untuk itu, ADB merekonomendasikan agar lebih digalakkannya diversifikasi beragam opsi dari pendidikan tingkat tinggi yang ditawarkan kepada siswa, yang berkesusaian dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

(M040)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012