Ambon (ANTARA Kalbar) - Penyanyi dan Duta Reggae Indonesia, Ras Muhammad, akan meluncurkan buku Negeri Pelangi yang mengisahkan refleksi perjalanannya selama mencari akar musik reggae di Ethiopia pada Mei 2012.
"Banyak orang yang mengira bahwa warna rasta (hijau, kuning, merah) yang identik dengan musik reggae adalah warna dari Jamaika, ternyata itu adalah warna bendera Ethiopia," katanya.
Setelah konser musik bertajuk "Maluku Night - Drug Free" yang diselenggarakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Maluku, ia menjelaskan semua penelusurannya akan dijelaskan dalam buku "Negeri Pelangi" yang diluncurkan pada Februari 2013.
Dalam pencarian akar musik reggae yang dilakukan dengan mengunjungi Ethiopia itu, ia menemukan banyak kenyataan berbeda dari yang selama ini diidentikkan dengan musik reggae.
"Biasanya reggae dianggap negatif karena identik dengan narkoba, tetapi tidak demikian adanya. Nanti, peluncuran buku itu bersamaan dengan salah satu single saya," katanya, sambil merahasiakan judul album single itu.
Tidak hanya itu, ia juga akan merilis album internasional pertamanya pada Mei 2013 di bawah bendera Oness, label rekaman Jerman.
"Itu adalah album internasional pertama saya yang berada di bawah major label, judulnya masih rahasia, tunggu saja tahun depan akan segera dirilis," ucapnya.
Jauh-jauh datang ke Ambon, penyanyi yang memiliki nama asli Muhammad Edgar tersebut, tampil maksimal di pertunjukan musik Maluku Night - Drug Free itu.
Ia membawakan belasan lagu, di antaranya One Love, Jamming, No Wowen No Cry yang dipopulerkan oleh Bob Marley, dan Kugadaikan Cintaku milik penyanyi legendaris Gombloh.
Ratusan penonton yang memadati Lapangan Merdeka Ambon, berjingkrak-jingkrak mengikuti setiap alunan lagu dari musisi yang telah memulai karirnya sejak tahun 2005 dengan meluncurkan album indie bertajuk "Declaration Of Truth" di New York, Amerika Serikat.
(IVA)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Banyak orang yang mengira bahwa warna rasta (hijau, kuning, merah) yang identik dengan musik reggae adalah warna dari Jamaika, ternyata itu adalah warna bendera Ethiopia," katanya.
Setelah konser musik bertajuk "Maluku Night - Drug Free" yang diselenggarakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Maluku, ia menjelaskan semua penelusurannya akan dijelaskan dalam buku "Negeri Pelangi" yang diluncurkan pada Februari 2013.
Dalam pencarian akar musik reggae yang dilakukan dengan mengunjungi Ethiopia itu, ia menemukan banyak kenyataan berbeda dari yang selama ini diidentikkan dengan musik reggae.
"Biasanya reggae dianggap negatif karena identik dengan narkoba, tetapi tidak demikian adanya. Nanti, peluncuran buku itu bersamaan dengan salah satu single saya," katanya, sambil merahasiakan judul album single itu.
Tidak hanya itu, ia juga akan merilis album internasional pertamanya pada Mei 2013 di bawah bendera Oness, label rekaman Jerman.
"Itu adalah album internasional pertama saya yang berada di bawah major label, judulnya masih rahasia, tunggu saja tahun depan akan segera dirilis," ucapnya.
Jauh-jauh datang ke Ambon, penyanyi yang memiliki nama asli Muhammad Edgar tersebut, tampil maksimal di pertunjukan musik Maluku Night - Drug Free itu.
Ia membawakan belasan lagu, di antaranya One Love, Jamming, No Wowen No Cry yang dipopulerkan oleh Bob Marley, dan Kugadaikan Cintaku milik penyanyi legendaris Gombloh.
Ratusan penonton yang memadati Lapangan Merdeka Ambon, berjingkrak-jingkrak mengikuti setiap alunan lagu dari musisi yang telah memulai karirnya sejak tahun 2005 dengan meluncurkan album indie bertajuk "Declaration Of Truth" di New York, Amerika Serikat.
(IVA)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012