Jakarta (ANTARA Kalbar) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) menargetkan bisa memproduksi sebanyak 10.000 bus listrik pada 2018.

"'Roadmap'-nya sudah ada. Pada 2013, Kemristek akan membangun 'platform', kemudian 2014 akan dibangun prototipe, 2015 dilakukan evaluasi dan siap di uji emisi, dan 2016 siap diproduksi," ujar Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Senin.

Bus listrik dipilih, lanjut Gusti, untuk mengatasi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM). Hanya saat ini yang menjadi persoalan terletak pada permasalahan baterei untuk bus listrik itu sendiri.

"Kita masih produksi baterei yang besar dan belum dikuasai sepenuhnya. Namun jika dibandingkan dengan negara lain, kita tidak ketinggalan karena negara lain juga memproduksi baterei bus yang sama besarnya dengan Indonesia," jelas dia.

Bahkan, lanjut dia, Indonesia berpeluang untuk mengembangkan baterei bus listrik tersebut. Gusti mengatakan ke depannya baterei bus harus lebih kecil agar tidak memerlukan tempat yang besar.

Kemristek melirik pengembangan bus listrik mengingat tingginya pertumbuhan akan mobil. Untuk itu perlu diimbangi dengan adanya transportasi massal.

Sebelumnya, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 pada Juni 2012, Kemristek meluncurkan bus listrik dengan kapasitas 15 penumpang.

Bus listrik mampu dipacu hingga kecepatan 100 kilometer per jam, memiliki berat sekitar 2 ton dengan panjang lebih dari 6 meter.

Kendaraan itu hanya butuh 500 ampere bisa sampai 150 km sekali pengisian. Saat melaju lambat ataupun turun, kendaraan tersebut mampu menyimpan energi.

(I025)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012