Industri otomotif Indonesia, bakal diramaikan kembali oleh jenama asal China yakni BYD yang siap menggebrak pasar otomotif tanah air pada semester awal 2024 mendatang seperti disampaikan oleh Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao saat berkunjung ke kantor ANTARA, Selasa.
"Kami saat ini masih melihat pasar sekarang. Target kami masuk pasar Indonesia, pada semester awal 2024," kata Eagle Zhao.
Fokus BYD untuk pasar Indonesia adalah membawa jajaran kendaraan elektrik mereka, guna meramaikan ekosistem kendaraan ramah lingkungan yang saat ini sedang digencarkan oleh Pemerintah guna mereduksi emisi gas buang.
BYD sendiri telah lama menghapus kendaraan berbasis Internal Combustion Engine atau ICE dari dapur produksi mereka sejak April 2022 dan memfokuskan diri untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan.
"2021 kami mendapatkan capaian positif dengan berhasil memproduksi 1 juta unit dan menjadi jenama China pertama yang berhasil melakukan itu sehingga pada 2022 kami tidak lagi memproduksi ICE Vehicle," ujar dia.
BYD di Indonesia sebenarnya bukan jenama baru untuk pasar otomotif Indonesia, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah dengan menghadirkan kendaraan komersial yang dijadikan transportasi umum di Jakarta. Tidak haya itu saja, kendaraan elektriknya juga digunakan oleh perusahaan taxi ternama di Indonesia.
"Kami (BYD) masuk Indonesia itu pada 2018, dan pada 2020 menghadirkan transportasi umum yang berlanjut hingga 2021 dengan menghadirkan kendaraan elektrik yang sudah mencapai 55 unit untuk bus elektrik di Jakarta," jelas Zhao.
Pada tahun depan, pabrikan otomotif asal China tersebut akan lebih fokus menghadirkan kendaraan penumpang. Meski begitu, Eagle Zhao masih belum bisa memberikan informasi lebih mendetil mengenai rencananya untuk pasar Indonesia.
Zhao meyakini bahwa BYD akan membawa kendaraan yang sudah ditanamkan dengan berbagai macam teknologi canggih yang bisa diterima oleh konsumen Indonesia nantinya.
"Kami mau memperkenalkan teknologi ev ke konsumen Indonesia dan berharap mereka bisa memahami kami dan pada akhirnya bisa menerima kendaraan kami. BYD bukan hanya soal pencetak kendaraan masa depan, BYD juga menjadi pemain kedua terbesar dalam industri baterai manufaktur di dunia," tutup dia dalam perbincangan bersama Redaksi ANTARA.