Pontianak (ANTARA Kalbar) - Asma Ratu Agung, seorang pendakwah dalam bidang usaha, sosial dan keagamaan, melalui refleksi dan perenungan, pada akhirnya memilih Khadijah RA yang tak lain adalah istri Rasulullah Muhammad SAW sebagai idolanya.

Asma Ratu Agung, dalam keseharian disapa Kak Asma, dikenal di tingkat nasional sebagai seorang motivator, selain pekerjaannya sebagai pengusaha dan ahli kesehatan alami.

Asma menulis buku "Khadijah Sang Motivator Teladan Muslimah Sepanjang Masa" setelah banyak mendengar kisah dan membaca sejumlah tulisan, di antaranya dari hadis-hadis mengenai perjalanan hidup dan sosok Khadijah RA.

Istri dari Yuli Widi Astono dan ibu dari tiga putra, yakni Rahmat, Faisal dan Hafid itu, Jumat (7/12) berkunjung ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat, memenuhi undangan sejumlah organisasi perempuan dan sosial.

Saat memotivasi para perempuan dari Himpunan Wanita Karya (HWK) di gedung Zamrud, Kota Pontianak, dalam rangka memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2012, Asma mengungkapkan betapa ia mengidolakan sosok Khadijah RA itu.

Baginya Khadijah adalah teladan Muslimah sepanjang masa. Dalam sosok Khadijah, terdapat sifat-sifat seperti akhlak mulia, cerdas, salehah, bijaksana, dan pendidik. Khadijah juga merupakan sosok pengusaha yang sukses dan kaya yang rendah hati, dermawan, mandiri dan taat kepada norma-norma religius.

Asma mengajak kaum perempuan Kalbar untuk membuat konstruksi hidup yang membawa keselamatan di dunia dan akhirat dan ketika mati kelak dapat bertemu sosok Khadijah di akhirat.

Ia mengajak perempuan untuk mengubah kebiasaan hidup yang negatif dimulai dari menyusun jadwal rutinitas sehari-hari, dan mengubah jadwal itu jika ternyata aktivitas kacau. "Kalau setiap bangun tidur kacau, makan kacau, tinggalkan itu dan pakai cara baru," katanya.

Ia juga menyebut beberapa sifat buruk perempuan selama ini. Pertama sering mengeluh. Perempuan sering mengeluh dengan mengucapkan kata-kata seperti "Saya kan perempuan..." atau "saya kan tidak kuat...".Asma mengatakan, "hentikan itu, cara baru optimistis. Saya perempuan, saya bisa, saya harus maju," kata pendiri "Asma Ratu Agung Center" itu.

Kedua, "ngeles". "Perempuan sering 'ngeles' dengan ucapan 'Sebenarnya saya begini, habis...'," kata Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Peduli itu.

Ketiga, "ribet". Ribet atau repot, rumit, itu juga sering terjadi pada perempuan. Sehingga sering pusing sendiri, kata pemilik sejumlah usaha di antaranya rumah busana muslim, salon muslimah, sekolah pengusaha muslim, pondok santap Lampung, klinik umum 24 jam, pusat kebugaran muslimah, warung internet, dan percetakan itu.

Sifat negatif perempuan lainnya, yakni keempat "ruwet" atau kalut, mengaku kesulitan dalam banyak urusan. Dan kelima "resek" yakni usil atau mencampuri urusan orang lain. "Itu perempuan. Pakai cara baru. Kalau masih seperti itu, perempuan sulit maju," kata dia lagi.

Ia mengajak perempuan menjadi sosok yang berani, gigih, kukuh, konstruktif (membina, memperbaiki, membangun), dan visioner (memiliki khayalan atau wawasan ke depan). "Dengan cara baru itu, perempuan bisa maju," kata anggota Dewan Pakar Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia) itu.

Kemudian Asma mengajak perempuan menyusun jadwal harian, dari sejak bangun dini hari pukul 03.00 WIB hingga menjelang tidur pukul 22.00 WIB. Ia ternyata juga membuat jadwal aktivitas hidup yang dapat dilakukan kaum perempuan dari umur 0 tahun hingga 65 tahun.

Ia mengajak kaum perempuan rajin mengerjakan ibadah wajib dan sunnah. Mengajak perempuan mengonsumsi vitamin untuk daya tahan tubuh, buah-buahan dan sayuran segar. Mengolah masakan sendiri seperti membuat saos tomat dan saos cabai dari bahan alami tanpa membeli yang sudah jadi dan tersedia di pasar.

Motivator hidup

Pengusaha sukses itu juga mengajak perempuan membuka pikiran dan jangan selalu berpikir negatif.

Asma Ratu Agung mengatakan dirinya sebagai orang yang selalu "SS SS DD". Yakni sibuk sana sibuk sini dapat duit. Juga "TS TS DD". Yakni telepon sana telepon sini dapat duit dan "TS". Yakni terima setoran.

Jika memberikan ceramah agama, perempuan berusia 40-an tahun itu selalu menyelipkan ceramah wirausaha dan kesehatan. Jika ceramah mengenai wirausaha, maka ia akan selipkan pula ceramah agama dan kesehatan, dan jika ceramah kesehatan maka ia selipkan agama dan wirausaha.

Ia juga mengajak untuk selalu bersedekah jika ada barang yang sudah tidak dipakai, saling tolong-menolong, menjalin silaturahmi dengan menggelar pengajian, arisan, kontak pesan singkat via telepon genggam, dan berkomunikasi via telepon.

Ia mengaku tidak merasa terhina jika ada orang yang menghinanya dan tidak merasa bangga kalau ada orang memujinya. "Tetapi bunda merasa terhina kalau Allah menghinakan bunda karena perbuatan bunda," kata Asma yang lebih senang disapa bunda itu.

Baginya, semua agama mengajarkan kasih sayang. "Agama Kristen Katolik, Protestan, Budha dan Hindu pun mengajarkan kasih sayang sama halnya dengan Islam," kata dia lagi.

Karena itu, ia mengajak semua umat saling tolong, menjalin silaturahim, menyapa teman dengan memandang matanya sembari berujar dalam batin "saya adalah sahabat kamu..."

Asma Ratu Agung mencoba mengajak kaum perempuan untuk meneladani sifat Khadijah RA. Menjadi Khadijah sebagai sang motivator hidup. Seperti buku yang ia tulis "Khadijah Sang Motivator Teladan Muslimah Sepanjang Masa" yang sudah memasuki cetakan kedua pada Juli 2010. Buku itu ia bagikan kepada kaum muslimah di Pontianak dan dapat dibeli seharga Rp50 ribu.

"Aku adalah orang yang selalu ingin tahu, terutama untuk menambah ilmu pengetahuan, menemukan kebenaran, dan merambah hikmah Ilahi. "Keingintahuanku ini terdorong oleh prinsip dasar hidupku yang ingin selalu melakukan rekonstruksi," katanya dalam buku tersebut.

Asma Ratu Agung juga membaca beberapa hadis dan sejarah hidup Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan pujian beliau kepada sosok Khadijah RA. Ia berkesimpulan salah satu kunci sukses risalah perjuangan dan dakwah Rasulullah SAW, adalah karena peran sang istri, Khadijah RA.

"Melalui refleksi dan perenungan panjang, aku akhirnya menemukan sosok Khadijah RA sebagai idolaku," kata Asma seperti dikutip dalam buku tersebut.

(N005)

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012