Jakarta (ANTARA Kalbar) - Maskapai nasional Garuda Indonesia membutuhkan sekitar 1.600 hingga 1.800 penerbang.

 VP Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto di Jakarta, Kamis mengatakan, saat ini, Garuda memiliki 960 penerbang yang melayani penerbangan 32 rute domestik dan 18 rute internasional.

"Kebutuhan mungkin mencapai 1600-1800 penerbang. Kebutuhan penambahan pilot ini merupakan bagian dari program 'quantum leap' tahap kedua 2011-2015 menyusul target pengoperasian 194 pesawat hingga 2015 dari 95 pesawat yang beroperasi saat ini," katanya.

Training Analys Pendidikan dan Latihan (diklat) Flight Operation Training Garuda Indonesia Training Center (GITC) Muh. Megah mengatakan, para calon awak cockpit pesawat penerbangan komersial menjalani serangkaian diklat dan evaluasi secara berkala mulai dari pemula yakni kadet lulusan 'flying school' hingga karir.

Lama pendidikan 'initial new hire' enam bulan terdiri atas 'ground training' selama 37 hari, ITT sebanyak tujuh sesi sekitar 10 hari kemudian simulasi pelaksanaan latihan terbang menggunakan simulator sebanyak 14 sesi sekitar 21 hari didampingi instruktur penerbangan sebelum akhirnya dites oleh regulator direktorat jenderal perhubungan.

Dalam jenjang karirnya penerbang harus berkali-kali mengikuti pendidikan dan pelatihan serta cek profesi, termasuk melakukan 'medical check up'.

Fasilitas di gedung pelatihan awak cockpit GITC diantaranya berupa 'static simulator' dengan tiga simulator.

Tahun ini, para calon awak cockpit Garuda yang berasal dari "flying school" yang mengikuti diklat, sebanyak empat hingga lima angkatan atau sekitar 100 orang.

60 orang diantaranya dari sekitar 80 pilot yang akan dicetak siap menerbangkan pesawat komersial seperti Boeing 737 Next Generation.

(KR-RY)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012