Jakarta (ANTARA Kalbar) - Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin mengatakan hujan Meteor Quadranteds bisa dilihat oleh penduduk Indonesia pada Kamis subuh (3/1) sekitar pukul 04.00 WIB.
"Masyarakat bisa melihat hujan meteor pada Kamis menjelang subuh dan secara umum bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia," ujar Thomas kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Hujan meteor tersebut bisa terlihat dengan jelas asalkan memenuhi tiga persyaratan yakni cuaca cerah, jauh dari polusi cahaya dan tidak ada pohon ataupun gedung yang menghalangi.
Masyarakat bisa melihat hujan meteor tersebut pada arah timur laut yakni pada rasi bintang Bootes.
"Sebaiknya melihat dengan mata telanjang karena memerlukan medan pandang yang luas."
Hujan meteor Quadranteds rutin terjadi setiap tahunnya. Pada tahun ini, lanjut Thomas, terjadi pada 1 hingga 10 Januari. Namun puncaknya terjadi pada 3 Januari.
"Hujan meteor itu terjadi saat bumi melintasi gugusan debu yang berulang setiap tahunnya dan masuk ke rasi Bootes," jelas dia.
Berdasarkan catatan dari Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, Meteor Quadranteds berasal dari asteroid 2003 EH1 yang diobservasi pertama kali pada tahun 1825. Saat debu-debu asteroid tersebut mengalami kontak dengan atmosfer Bumi, terjadilah hujan meteor itu.
Meteor akan memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 145.000 km/jam.
(T.I025)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Masyarakat bisa melihat hujan meteor pada Kamis menjelang subuh dan secara umum bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia," ujar Thomas kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Hujan meteor tersebut bisa terlihat dengan jelas asalkan memenuhi tiga persyaratan yakni cuaca cerah, jauh dari polusi cahaya dan tidak ada pohon ataupun gedung yang menghalangi.
Masyarakat bisa melihat hujan meteor tersebut pada arah timur laut yakni pada rasi bintang Bootes.
"Sebaiknya melihat dengan mata telanjang karena memerlukan medan pandang yang luas."
Hujan meteor Quadranteds rutin terjadi setiap tahunnya. Pada tahun ini, lanjut Thomas, terjadi pada 1 hingga 10 Januari. Namun puncaknya terjadi pada 3 Januari.
"Hujan meteor itu terjadi saat bumi melintasi gugusan debu yang berulang setiap tahunnya dan masuk ke rasi Bootes," jelas dia.
Berdasarkan catatan dari Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, Meteor Quadranteds berasal dari asteroid 2003 EH1 yang diobservasi pertama kali pada tahun 1825. Saat debu-debu asteroid tersebut mengalami kontak dengan atmosfer Bumi, terjadilah hujan meteor itu.
Meteor akan memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 145.000 km/jam.
(T.I025)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013