Banda Aceh (ANTARA Kalbar) - Peneliti pada pusat riset tsunami dan mitigasi bencana (TDRMC) Universitas Syiah Kuala Ibnu Rusydy mengatakan, gempa berkekuatan 6,0 Skala Richter yang menguncang Aceh pada Selasa subuh, akibat pergeseran sesar Sumatera.

"Gempa Selasa subuh sumbernya bukan di laut melainkan di darat akibat pergerakan Sesar Sumatera," katanya di Banda Aceh, Selasa.

Dijelaskan, gempa sesar Sumatera di segmen Aceh itu memiliki mekanisme gempa strike-slip atau sesar geser. Pihak USGS telah berhasil memplotkan mekanisme fokus gempa berdasarkan perambatan gelombang  primer.

"Dari pemetaan titik gempa tersebut didapat bahwa gempa tadi subuh terjadi di sesar Sumatra dengan arah jurus (strike) sebesar 308o dari Utara dan kemiringan bidang (dip) 75o," kata Ibnu Rusydy menambahkan.

Ia juga menjelaskan, dalam beberapa pertemuan TDMRC  telah beberapa kali menginformasikan bahwa di Sumatra ada tiga sumber utama gempabumi, diantaranya di zona subduksi, di kerak samudra (IFZ-NER) dan sesar Sumatra.

Gempa di sesar Sumatra, kata dia akan memiliki efek merusak yang luar biasa karena sumber gempa hanya berkedalaman sekitar 20 kilometer.

"Jadi meskipun kekuatan 6,0 namun guncangan kita rasakan akan sangat kuat. Kejadian darat yang magnitude kecil namun berdampak besar pernah terjadi pada peristiwa Gempa Yogyakarta beberapa tahun lalu," kata dia menambahkan .

Ibnu Rusydy yang juga anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia-Aceh (HAGI), menjelaskan sejarah gempa di sesar Sumatra sejak 1892, yakni tunjangan lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia tidaklah tegak lurus melainkan miring sekitar 45 derajat.

Kemiringan itu menyebabkan terbentuknya sesar Sumatra dari  Selat Sunda hingga Kepulauan Andaman di bagian barat provinsi Aceh dengan total panjang 1900 kilometer.

Ia menjelaskan, patahan Sumatra oleh beberapa ahli ilmu kebumian dibagi kepada 19 segmen diantaranya, Sunda, Semangko, Kumering, Manna, Musi, Ketaun, Dikit, Siulak, Suliti, Sumani, Sianok, Sumpur, Barumun, Angkola, Toru, Renun, Tripa, Aceh dan Seulimuem.

Sejak 1892, disebutkan  telah terjadi 23 kali gempa darat atau sesar dengan skala di atas 6 SR di sepanjang sesar Sumatra dan sampai saat ini ada beberapa seismic gap atau kawasan yang jarang terjadinya gempa yang harus waspadai bersama.

"Untuk kawasan Aceh, terdapat tiga segmen sesar Sumatra diantaranya Tripa, Aceh dan Seulimeum. Karenanya, gempa Selasa subuh itu adalah energi sesar Sumatra segmen Aceh di kawasan Tangse-Mane-Geumpang yang dilepas," katanya menjelaskan.

Disebutkan, gempa-gempa susulan sangat dimungkinkan terjadi namun dalam skala yang lebih kecil. Gempa susulan merupakan proses menuju kepada kondisi stabil.

(A042)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013