Banda Aceh (ANTARA) - Penceramah kondang KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym mengingatkan kepada masyarakat Aceh agar tidak larut dalam duka ketika mengenang peristiwa tsunami 2004, karena yang meninggal mendapatkan kemuliaan Allah SWT.
"Kalau mengenang tsunami tidak boleh larut dalam duka, karena bisa jadi yang meninggal lebih bahagia daripada yang hidup," kata Aa Gym di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan Aa Gym dalam tausiyahnya pada puncak peringatan 20 tahun tsunami Aceh yang bertajuk Aceh Thanks the World, di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Baca juga: KPI ajak TV dan radio masifkan edukasi kebencanaan
Dalam ceramahnya, Aa Gym menegaskan bahwa semua yang hidup pasti akan kembali kepada sang pencipta. Hanya sedang menunggu waktu ajalnya.
Ia mengatakan terdapat tiga rahasia kematian. Pertama adalah waktu. Artinya, semua orang sudah ditetapkan jadwalnya meninggal. Jika waktunya sudah tiba, tidak akan dapat diubah lagi. Setiap orang pasti meninggal pada waktu yang telah ditetapkan Allah SWT.
"Jadi, tanpa mengurangi rasa hormat, duka cita, belasungkawa kepada yang wafat waktu tsunami. Sebetulnya beliau wafat karena sudah waktunya. Tidak ada orang meninggal, kecuali satu penyebabnya, waktunya sudah tiba," ujarnya.
Kemudian, lanjut Aa Gym, rahasia kedua adalah tempat, semua umat manusia akan datang ke lokasi di mana Allah SWT akan mencabut nyawanya.
Ia mencontohkan pilot pesawat Sukhoi terbang dari Rusia datang ke Indonesia, dan mengalami kecelakaan hingga terjatuh di gunung Salak Jawa Barat. Maknanya, mereka lahir di Rusia dan meninggal di negara ini.
"Lahir di Rusia, tercatat di Lauhul Mahfudz meninggal di gunung Salak. Kalau meninggal di rumah sakit naik ke tempat tidur, kalau meninggal di jalan, datang dia ke kilometer tersebut. Memang sudah begitu. Tidak ada yang tidak diketahui Allah SWT," katanya.
Lalu, lanjut Aa Gym, rahasia ketiga adalah cara seorang umat manusia meninggal dunia, termasuk saudara yang menjadi korban dari peristiwa tsunami 20 tahun lalu.
Menurutnya, korban tsunami mendapatkan karunia dari Allah SWT, karena mereka diwafatkan sebagai syuhada.
"Ada beberapa syuhada, di antaranya terkena wabah, ada yang tenggelam, melahirkan, terjatuh, terbakar, ada beberapa jalan, sepanjang dia punya iman Insya Allah menjadi kebaikan," ujarnya.
Baca juga: Ratusan korban tsunami Aceh larut dalam doa 20 tahun bencana 26 Desember 2004.
Ia menuturkan jika seseorang mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT, maka di alam barzah mereka pasti mendapatkan kenikmatan. Maka dari itu, mengenang tsunami tidak boleh terus-menerus larut dalam duka. Karena, ujian terberat adalah kepada yang masih hidup hari ini.
Jadi, jangan merasa ujian berat itu waktu peristiwa tsunami. Justru ujiannya adalah sekarang. Maka, ambillah hikmahnya.
"Hikmah tsunami yang pertama dan utama adalah agar orang sadar ada Allah SWT penguasa langit dan bumi. Selama ini, kita lupa dengan Allah SWT," kata Aa Gym.
Baca juga: Gempa di Pariaman tidak berpotensi tsunami