Istanbul (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Perempuan Turki di 20 kota besar, termasuk Istanbul, Ankara dan Izmir, menari dalam acara global pada Hari Valentine untuk menentang kekerasan terhadap perempuan atau anak-anak dan mendorong kesamaan gender.

Acara itu, yang diberi nama "Kebangkitan Satu Miliar", mengundang satu miliar perempuan di seluruh dunia untuk menari pada Kamis guna memperlihatkan solidaritas dan kekuatan bersama mereka di seluruh perbatasan mengenai masalah tersebut.

Di Kabupaten Besiktas, Istanbul, Guler Adali --yang berusia 40 tahun-- dengan gembira menari dalam acara itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. "Hari ini adalah hari khusus, karena satu miliar perempuan di dunia mengeluarkan suara mereka guna menentang kekerasan," kata Adali kepada Xinhua.

"Saat ini, ribuan perempuan, anak-anak dan bahkan hewan menjadi sasaran kekerasan. Kami menentang semua jenis kekerasan. Kami ingin teriakan kami di sini meningkat seperti salju longsor," kata seorang perempuan lain. "Ini terjadi pada Hari Valentine, hari penuh cinta".

Kegiatan itu digagas oleh Eve Ensler, penulis drama "The Vagina Monologues".

Hari Valentine, atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari saat "para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyampaikan cinta mereka di Dunia Barat".  
   
Pada Selasa (12/2), pendukung partai keagamaan Pakistan melakukan protes guna menentang Hari Valentine, dan mencelanya sebagai tidak Islami serta menyerukan "hari kesopanan" sebagai gantinya.

Sayap mahasiswa Jamaat-e-Islami melakukan unjuk rasa di luar klub pers di kota Pakistan barat-laut, Peshawar. Mereka meneriakkan slogan yang menentang Hari Valentine, dan mengatakan itu menyebarkan  ketidaksopanan di dunia.

Hari Valentine semakin populer di kalangan generasi muda Pakistan; banyak dari mereka telah menjadikannya kebiasaan dengan memberikan kartu, cokelat dan hadiah kepada kekasih mereka untuk merayakan kesempatan itu.

(C003)
 

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013