Pontianak (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalimantan Barat memperkuat proyek Green Climate Fund (GCF) untuk pengelolaan hutan dan lahan berkelanjutan di provinsi tersebut.
"Untuk mewujudkan hal tersebut, kami telah menggelar diskusi yang melibatkan organisasi-organisasi lingkungan, lembaga swadaya masyarakat -LSM-, dan pelaku usaha bidang kehutanan dan perkebunan di Pontianak," kata Kepala DLHK Kalbar Adi Yani di Pontianak, Kamis.
Dia menegaskan bahwa proyek GCF telah melalui proses panjang sejak tahun 2012, dan menjadi inisiatif strategis untuk mengurangi emisi serta melindungi hutan Kalbar.
"GCF melibatkan kolaborasi banyak pihak, termasuk mitra lokal dan berbagai pemangku kepentingan, dengan kegiatan utama memperkuat kelembagaan, menerapkan praktik pertanian berketahanan iklim, dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat," tuturnya.
Proyek ini akan berfokus di lima kabupaten prioritas yang telah ditetapkan sebagai Wilayah Pengukuran Kinerja (WPK), yakni Kapuas Hulu, Sintang, Sanggau, Kubu Raya, dan Ketapang. Proyek ini juga sejalan dengan program nasional FOLU Net Sink 2030, dengan target utama meminimalkan degradasi dan deforestasi di Kalbar.
Menurut Adi, Pemerintah Provinsi Kalbar telah mendapatkan pendanaan REDD (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan) sebesar 59,48 juta Euro atau setara Rp1 triliun untuk proyek ini.
Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai program di 200 desa di lima kabupaten selama tujuh tahun, termasuk kegiatan konservasi, pelatihan masyarakat, serta pengembangan praktik pertanian dan agroforestri yang ramah lingkungan.
"Diskusi yang kami laksanakan menyoroti pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan dan lahan secara berkelanjutan," katanya.
Adi juga berharap upaya bersama ini dapat menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Proyek ini akan mengembangkan ketahanan iklim lokal melalui pengelolaan hutan yang lebih profesional dan adaptasi terhadap perubahan iklim, di mana partisipasi aktif semua pihak sangat dibutuhkan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dan bermanfaat dalam jangka panjang.
Melalui proyek GCF, DLHK Kalbar berupaya menciptakan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan, serta mendorong kemandirian masyarakat dalam menjaga ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui praktik-praktik berkelanjutan.