Jakarta (Antara Kalbar) - Bank Rakyat Indonesia mencatat penyaluran kredit usaha rakyat mikro sejak 2008 hingga 31 Januari 2013 mencapai Rp48,258 triliun.

Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali di Jakarta, Jumat, mengatakan tingginya permintaan KUR Mikro serta kian mudahnya akses bagi nasabah membuat KUR Mikro jadi primadona pelaku usaha pemula.

"Akses nasabah makin mudah baik secara infrastruktur maupun administratif. BRI sudah masuk ke jantungnya pengusaha mikro melalui Teras BRI di sentra-sentra perdagangan dan bisnis," ujar Ali.

Menurutnya, potensi ini tak mungkin hanya bisa digarap oleh Bank BRI sendirian dan menjadi peluang juga bagi perbankan lainnya, agar akses kredit ke masyarakat makin luas.

Meski demikian, Bank BRI akan terus memperkuat askes dan layanan kepada pengusaha mikro. "Misalnya, pedagang atau pengusaha kecil sekarang tidak perlu meninggalkan dagangannya. BRI akan melayani transaksi mereka secara langsung melalui electronic data capture (EDC)," ujar Ali.

Dikatakannya, secara keseluruhan, jumlah debitur KUR Mikro BRI mencapai  7,2 juta atau jauh meninggalkan KUR Ritel sebanyak 81.000 nasabah dengan outstanding pinjaman Rp12,838 triliun. BRI membagi nasabah KUR BRI yang meminjam dibawah Rp 20 juta termasuk dalam kategori KUR Mikro.

Dari sisi kualitas kredit, KUR Mikro BRI sangat terkendali dan berkualitas. Hal itu terlihat dari rasio non performing loan (NPL) hanya sebesar 1,97 persen.

Selain itu, sebanyak lebih dari 700.000 nasabah KUR BRI, yang semula tidak bankable dan menyandang status pengusaha pemula dan mikro, kini naik kelas menjadi nasabah komersil sejak KUR diluncurkan pada 2008.

Hingga 31 Januari 2013, nasabah KUR BRI yang bermigrasi ke kredit komersial berjumlah lebih dari 700 ribu debitur dengan plafon pinjaman mencapai Rp9,256 triliun.

Pewarta: Dody Ardiansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013