Jakarta (Antara Kalbar) - Penulis Andrea Hirata menyebutkan ada dua hal pokok yang harus dilakukan agar novel ataupun karya sastra yang dihasilkan dapat meraih "international best seller".
"Pertama adalah pemahaman penulis mengenai industri buku global. Kemudian, yang kedua adalah isi dari karya yang dihasilkan itu sendiri," ujar Andrea di Jakarta, Senin.
Pemahaman penulis mengenai industri buku global, lanjut dia, adalah bagaimana buku yang dihasilkan tersebut dilirik oleh agen-agen sastra.
Agen tersebut yang nantinya akan membawa buku tersebut ke penerbit. Hal itu berbeda di Tanah Air, penulis bisa langsung berhubungan dengan penerbit.
"Banyak buku Indonesia yang terbit di luar negeri, namun tidak jelas siapa penerbitnya. Ada juga yang diterbitkan oleh yayasan," jelas dia.
Penulis novel laris Laskar Pelangi itu menambahkan untuk mengutamakan penerbit-penerbit yang ada di New York, Amerika Serikat.
"Nah, selanjutnya adalah bagaimana membuat buku yang bagus," kata lelaki asal Belitung Timur itu.
Andrea baru-baru ini mendapat pengakuan internasional dengan pencantuman tulisan "International Best Seller" untuk Laskar Pelangi edisi Turki. Laskar Pelangi edisi Turki, yakni Gokkusagi Askerleri diterbitkan oleh penerbit ternama Butik Yayinlari.
Status tersebut dicapai karena tingginya angka penjualan novel itu di beberapa negara yang telah menerbitkan Laskar Pelangi, yakni Australia, Selandia Baru, Amerika, China, Korea, dan Vietnam.
Bahkan, di Vietnam, Laskar Pelangi telah mengalami cetak ulang. Selain itu, pemesanan melalui toko buku online seperti Amazon.com juga relatif amat tinggi.
Andrea memperkirakan novel pertamanya tersebut telah terjual lebih dari 5.000.000 eksemplar di seluruh dunia. Hal itu berdasarkan royalti yang diterimanya.
Laskar Pelangi menceritakan perjuangan 10 anak-anak asal Desa Gantung, Belitung Timur, dalam meraih cita-cita mereka. Kisah dalam novel tersebut juga telah difilmkan dengan judul yang sama.
(I025/D007)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Pertama adalah pemahaman penulis mengenai industri buku global. Kemudian, yang kedua adalah isi dari karya yang dihasilkan itu sendiri," ujar Andrea di Jakarta, Senin.
Pemahaman penulis mengenai industri buku global, lanjut dia, adalah bagaimana buku yang dihasilkan tersebut dilirik oleh agen-agen sastra.
Agen tersebut yang nantinya akan membawa buku tersebut ke penerbit. Hal itu berbeda di Tanah Air, penulis bisa langsung berhubungan dengan penerbit.
"Banyak buku Indonesia yang terbit di luar negeri, namun tidak jelas siapa penerbitnya. Ada juga yang diterbitkan oleh yayasan," jelas dia.
Penulis novel laris Laskar Pelangi itu menambahkan untuk mengutamakan penerbit-penerbit yang ada di New York, Amerika Serikat.
"Nah, selanjutnya adalah bagaimana membuat buku yang bagus," kata lelaki asal Belitung Timur itu.
Andrea baru-baru ini mendapat pengakuan internasional dengan pencantuman tulisan "International Best Seller" untuk Laskar Pelangi edisi Turki. Laskar Pelangi edisi Turki, yakni Gokkusagi Askerleri diterbitkan oleh penerbit ternama Butik Yayinlari.
Status tersebut dicapai karena tingginya angka penjualan novel itu di beberapa negara yang telah menerbitkan Laskar Pelangi, yakni Australia, Selandia Baru, Amerika, China, Korea, dan Vietnam.
Bahkan, di Vietnam, Laskar Pelangi telah mengalami cetak ulang. Selain itu, pemesanan melalui toko buku online seperti Amazon.com juga relatif amat tinggi.
Andrea memperkirakan novel pertamanya tersebut telah terjual lebih dari 5.000.000 eksemplar di seluruh dunia. Hal itu berdasarkan royalti yang diterimanya.
Laskar Pelangi menceritakan perjuangan 10 anak-anak asal Desa Gantung, Belitung Timur, dalam meraih cita-cita mereka. Kisah dalam novel tersebut juga telah difilmkan dengan judul yang sama.
(I025/D007)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013