Ada peribahasa Melayu yang mengatakan "bayang-bayang sepanjang badan" yang artinya apa yang dikerjakan hendaklah disesuaikan dengan kekuatan diri sendiri. Tapi tampaknya peribahasa itu tak berlaku bagi seorang bujang Melayu yang dikenal dengan nama Andrea Hirata.
Andrea Hirata dalam kasus ini, mendobrak paradigma orang Melayu kebanyakan dan terbang bersama mimpinya yang telah tertanam di benaknya sejak lama. Siapa sangka, penulis yang berasal dari Desa Belitung itu kini sudah mendunia melalui novel pertamanya yang fenomenal, Laskar Pelangi. Novel yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada 2005.
Novel inspirasional yang bercerita tentang 10 anak dari keluarga miskin dari Belitung itu tidak hanya menjadi buku terlaris di Indonesia dan sudah difilmkan oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Novel itu juga telah dialih bahasakan ke 22 bahasa.
Dan pada 12 Maret lalu, novel tersebut disetujui Penerbit Amerika Serikat, Farrar, Strauss and Giroux (FSG), untuk diterbitkan dalam edisi berbahasa Inggris novel karya Andrea Hirata yang berjudul "Laskar Pelangi."
"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu," ujar Andrea Hirata mengutip ucapan salah satu tokoh, Arai, dalam novel Sang Pemimpi yang juga ciptaannya ketika berkisah di Pusat Kebudayaan Amerika, akhir pekan lalu.
Dia mengaku kalau dirinya adalah seorang pemimpi. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan menjadi seorang mimpi. Bagaimanapun melalui mimpi-mimpinya yang diiringi dengan tekad yang kuat dan kerja keras, Andrea perlahan-lahan mewujudkan mimpinya itu.
Andrea tak pernah menyangka sebelumnya, melalui Laskar Pelangi bisa menembus penerbit internasional yang banyak menerbitkan karya para pemenang Nobel Sastra seperti TS Eliot, Pablo Neruda, Nadine Gordimer, Seamus Heaney, dan Mario Vargas Llosa. Dia merupakan satu-satunya, sastrawan Indonesia yang berhasil meraih prestasi tersebut.
"Ini merupakan kabar baik bukan hanya untuk Andrea Hirata atau Laskar Pelangi, tetapi penting untuk sastra Indonesia, " ujar Andrea.
Bagi lelaki yang akrab disapa Andis itu, diterbitkan oleh FSG bak mimpi yang menjadi kenyataan. Melalui The Rainbow Troops (edisi internasional Laskar Pelangi) dia bisa sejajar dengan sastrawan idolanya seperti Pablo Neruda dan Nadine Gordimer. Dan karena diterbitkan oleh FSG pula, impiannya untuk meraih Nobel Sastra tinggal sejengkal lagi.
"Peluangnya sangat besar, hampir 80 persen penulis yang karyanya diterbitkan oleh FSG mendapat Nobel Sastra."
(I025)
Kekuatan Mimpi Andrea dari Belitung untuk Dunia
Selasa, 3 April 2012 8:54 WIB
Ini merupakan kabar baik bukan hanya untuk Andrea Hirata atau Laskar Pelangi, tetapi penting untuk sastra Indonesia.