Jakarta (Antara) - Indonesia menggarap pasar wisata Jepang sebagai salah satu negara fokus pasar yang selama ini memberikan kontribusi besar dalam hal kedatangan jumlah wisatawan ke Indonesia.
"Kita akan gunakan berbagai strategi untuk mengoptimalkan pasar wisata Jepang," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) M. Faried di Jakarta, Senin.
Faried yang baru saja menjadi ketua delegasi Indonesia dalam Festival Kamakura di Yokote, Jepang, pada 14-16 Februari 2013 itu mengatakan ada banyak potensi pasar Jepang yang belum digarap optimal.
Padahal selama ini Jepang masuk lima besar negara yang berkontribusi dalam perolehan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia setiap tahun setelah Singapura, Malaysia, Australia, dan China.
"Promosi yang selama ini dilakukan di Jepang hanya di kota-kota besar pada musim semi dan musim panas saja," katanya.
Sementara banyak penduduk Jepang yang tinggal di wilayah lain yang jauh dari kota besar dan pada dasarnya merupakan pasar potensial untuk Indonesia.
"Jepang itu kalau dari sisi karakteristik wisatawannya, sangat berkualitas sekaligus besar kuantitasnya," katanya.
Faried mencontohkan, Festival Kamakura (Rumah Salju) adalah salah satu festival musim dingin di daerah Tohoku yang mulai diadakan lebih dari 400 tahun yang lalu di mana Malam Festival Kamakura ini diadakan di kota Yokote, Akita.
Kota Yokote dengan jumlah penduduk sekitar 100 ribu jiwa, setiap tahun pada bulan Februari, dikunjungi ratusan ribu turis baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Menurut Faried, pada saat festival itulah salah satu kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan pariwisata tanah air kepada publik yang lebih luas di kota yang sebelumnya tidak pernah dijadikan lokasi promosi.
Faried berharap promosi yang dilakukan Indonesia dalam festival itu tahun ini dapat membuahkan hasil jangka panjang.
(H016/A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Kita akan gunakan berbagai strategi untuk mengoptimalkan pasar wisata Jepang," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) M. Faried di Jakarta, Senin.
Faried yang baru saja menjadi ketua delegasi Indonesia dalam Festival Kamakura di Yokote, Jepang, pada 14-16 Februari 2013 itu mengatakan ada banyak potensi pasar Jepang yang belum digarap optimal.
Padahal selama ini Jepang masuk lima besar negara yang berkontribusi dalam perolehan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia setiap tahun setelah Singapura, Malaysia, Australia, dan China.
"Promosi yang selama ini dilakukan di Jepang hanya di kota-kota besar pada musim semi dan musim panas saja," katanya.
Sementara banyak penduduk Jepang yang tinggal di wilayah lain yang jauh dari kota besar dan pada dasarnya merupakan pasar potensial untuk Indonesia.
"Jepang itu kalau dari sisi karakteristik wisatawannya, sangat berkualitas sekaligus besar kuantitasnya," katanya.
Faried mencontohkan, Festival Kamakura (Rumah Salju) adalah salah satu festival musim dingin di daerah Tohoku yang mulai diadakan lebih dari 400 tahun yang lalu di mana Malam Festival Kamakura ini diadakan di kota Yokote, Akita.
Kota Yokote dengan jumlah penduduk sekitar 100 ribu jiwa, setiap tahun pada bulan Februari, dikunjungi ratusan ribu turis baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Menurut Faried, pada saat festival itulah salah satu kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan pariwisata tanah air kepada publik yang lebih luas di kota yang sebelumnya tidak pernah dijadikan lokasi promosi.
Faried berharap promosi yang dilakukan Indonesia dalam festival itu tahun ini dapat membuahkan hasil jangka panjang.
(H016/A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013