Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar dua juta hektare lahan mangrove.

 "Mangrove kita itu sekitar 3,7 juta hektare, (dibulatkan) sekitar empat juta kira-kira. Sisanya itu dialihfungsi. Nah yang dua juta ini tidak mudah melakukan reklamasinya," kata Zulkifli saat melakukan penanaman 2.300 bibit pohon mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Minggu.

Menurut dia, proses reklamasi untuk separuh mangrove yang rusak itu sulit dilakukan. Reklamasi membutuhkan biaya yang besar karena mangrove bukanlah pohon biasa yang proses penanamannya mudah.

"Sulit, biayanya juga besar. Tidak seperti tanam pohon biasa, apalagi saat lahan itu sudah pernah menjadi tambak. Tak mudah karena harus pakai lumpur dan sebagainya," ujarnya.

Keuntungan hasil penambakan, menurut dia, tidak akan cukup untuk mengembalikan fungsi mangrove seperti sedia kala. Oleh karena itu, rehabilitasi dan pengelolaan mangrove hendaknya menjadi prioritas bersama karena ekosistem itu memiliki fungsi fisik, biologis, ekonomi juga ekologis.

Lebih lanjut, Zulkifli menyebutkan beberapa fungsi mangrove dilihat dari sisi ekonomi. Misalnya pucuk mangrove yang bisa diolah menjadi pakan ternak, sementara buahnya bisa dijadikan bahan baku tepung dan sirup.

Dengan demikian, mangrove juga bisa bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

"Akar mangrove yang kuat bahkan bisa menahan tsunami dan angin kencang sekalipun," tambahnya.

Selain menjaga kestabilan garis pantai, mangrove juga mampu melindungi pantai dan tebing dari erosi dan abrasi, menyerap karbon dioksida, pengolah bahan limbah akibat pencemaran industri dan kapal-kapal yang beraktifitas di lautan.

Penanaman 2.300 bibit pohon mangrove di kawasan seluas 99,8 hektare itu diharapkan bisa menjadi salah satu upaya mengurangi laju abrasi dan potensi banjir di kawasan pesisir Jakarta, terutama saat air laut pasang.

Pengelola taman wisata, Murni Harahap, mengungkapkan pentingnya menjaga kawasan itu sebagai program penghijauan yang digalakkan pemerintah.

"Butuh waktu yang lama untuk kembalikan seperti semula. Tuhan berikan berkah yang benar-benar harus kita perjuangkan," katanya.

Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013