Caracas (Antara Kalbar/AFP) - Ribuan peziarah emosional, Sabtu, menunggu dan menangis setelah melakukan ziarah ke makam mantan presiden Hugo Chavez yang menjadi wajah dan tokoh pemimpin kiri Amerika Latin selama lebih dari satu dasawarsa.

Lebih dari 10 hari setelah kematiannya akibat kanker, jenazah Chavez (58) kini dimakamkan di sebuah sarkofagus marmer di sebuah barak militer di Gunung Caracas.

"Ini adalah saatnya untuk berduka. Hati saya sedih ketika saya melihat dia di ruangan itu. Tapi kemudian saya ingat dia dengan kebahagiaan atas semua yang telah ia berikan kepada saya," kata Lino Mejia, 72, yang datang dari negara bagian Lara di barat untuk mengucapkan selamat tinggal pada Chavez, yang program sosialisnya yang didanai oleh minyak memberikan perhatian besar pada perumahan dan perawatan kesehatan.

Di tengah-tengah sebuah aula megah dengan tiang yang menjulang tinggi, bata kuning dan lantai berubin, Mejia dan massa pendukung Chavez lainnya tidak punya pilihan selain harus puas dengan melihat sekilas monumen itu - yang diapit oleh tentara - dari jauh.

Di pintu masuk ke daerah itu, pengunjung diminta untuk tidak mendekati sarkofagus atau mengambil gambar.

Chavez dikuburkan di sebuah museum militer pada Jumat setelah perjalanan terakhirnya yang emosional melalui jalan-jalan Caracas disaksikan oleh ratusan ribu orang.

Setelah lebih dari sepekan berbaring di negara itu, tubuh Chavez diarak di sepanjang jalan ibukota Venezuela dalam sebuah mobil jenazah, untuk memungkinkan rakyatnya mengucapkan selamat tinggal kepada tokoh yang memerintah negara Amerika Selatan anggota OPEC dengan cadangan minyak terbesar dunia selama 14 tahun itu.

Kerabat, teman dan keluarga bergabung dengan pejabat pemerintah dan tentara di sekitar peti mati saat peti itu tiba di tempat peristirahatan terakhir Chavez - bekas barak tentara di puncak bukit yang diubah menjadi museum -- tempat ia merencanakan kudetanya yang gagal pada 1992.

Prasasti di makam Chavez berbunyi, "Hugo Chavez, Pemimpin Tertinggi Revolusi BolivariaN". Bolivar adalah pahlawan kemerdekaan lokal yang gagasannya menurut Chavez telah menginspirasinya.

Ruangan itu penuh dengan gambar Chavez, beberapa slogannya sudah terukir di marmer dengan potret besar Simon Bolivar. Terdapat banyak foto Chavez di makam itu antara lain foto dengan mentor politik dan sekutu kuncinya, Fidel Castro, lalu foto lain dengan ikon sepakbola icon Diego Armando Maradona, dan supermodel Inggris Naomi Campbell.

Pengawal di luar barak melepaskan satu tembakan setiap sore jam 16.25 waktu setempat, waktu kematian Chavez. Barak dengan makam Chavez itu kini disebut sebagai "Museum Revolusi."
   
Pada Jumat malam, para pejabat Jumat menyatakan mengesampingkan rencana pembalseman jenazah Chavez, yang kematiannya diumumkan pemerintah pada 5 Maret, dan rencana untuk memamerkan jenazahnya kepada publik secara permanen dengan cara yang sama seperti Vladimir Lenin, pemimpin revolusi Bolshevik 1917 di Rusia, yang jenazahnya yang dibalsem bertahan sampai hari ini di peti kaca di sebuah mausoleum di Lapangan Merah Moskow.

(G.N.C. Aryani)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013