Jakarta (Antara Kalbar) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat membentuk tim investigasi terkait kasus pembunuhan empat tahanan di Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman.
Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat konferensi pers di Jakarta, Jumat menjelaskan pembentukan tim investigasi itu karena adanya indikasi keterlibatan prajurit TNI AD dalam penyerangan ke Lapas Cebongan.
"Dari hasil temuan sementara, indikasinya ada peran oknum TNI AD yang bertugas di Jawa Tengah," katanya.
KSAD mengungkapan tim investigasi terdiri sembilan orang dengan pimpinan Wakil Komandan Pusat Polisi Militer AD Brigjen TNI Unggul K dan dibentuk pada Rabu (27/3).
Pramono mengatakan tim investigasi terdiri berbagai unsur, yakni polisi militer daerah, anggota Korem 072/Pamungkas, Kodam IV Diponegoro, Kopassus, dan Mabes AD.
Tugas mereka, kata dia, untuk memungkinkan memperlancar kegiatan kerja di lapangan dalam memeriksa dugaan keterlibatan prajurit TNI AD dalam tragedi Lapas Cebongan.
"Saya janji siapa yang salah saya hukum. Siapa yang benar saya bela. Itu prinsipnya," kata mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
Dia berjanji bakal terbuka dalam penyelesaian kasus itu kalau hasil tim investigasi menemukan keterlibatan prajurit TNI AD.
Pramono mengungkapkan pembentukan tim investigasi sebagai respons atas urutan-urutan kejadian dan hasil temuan sementara tim investigasi kepolisian yang disampaikan kepada Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Karena itu, pihaknya membentuk tim investigasi guna mencari keterangan lebih lanjut, karena adanya indikasi keterlibatan oknum TNI AD.
Dia juga mengatakan bahwa tim investigasi itu juga sebagai jawaban untuk mengungkap keterlibatan prajurit, seperti kasus penyerangan prajurit Armed ke Mapolres Okan Komering Ulu (OKU).
"Inilah pegangan awal, karena itu saya dalami temuan pihak lain (kepolisian)," kata Pramono.
Adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhyono ini berharap temuan tim investigasi dari kepolisian akan dilengkapi dan disempurnakan dengan hasil tim investigasi TNI AD.
Pihaknya kembali menegaskan tidak akan menutup-nutupi setiap temuan di lapangan, kalau ada temuan TNI AD dan Polri sama maka secara bersama-sama kasus itu bakal dituntaskan.
"Saya ingin selesaikan setuntas-tuntasnya, sempurnakan hasilnya bersama-sama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat konferensi pers di Jakarta, Jumat menjelaskan pembentukan tim investigasi itu karena adanya indikasi keterlibatan prajurit TNI AD dalam penyerangan ke Lapas Cebongan.
"Dari hasil temuan sementara, indikasinya ada peran oknum TNI AD yang bertugas di Jawa Tengah," katanya.
KSAD mengungkapan tim investigasi terdiri sembilan orang dengan pimpinan Wakil Komandan Pusat Polisi Militer AD Brigjen TNI Unggul K dan dibentuk pada Rabu (27/3).
Pramono mengatakan tim investigasi terdiri berbagai unsur, yakni polisi militer daerah, anggota Korem 072/Pamungkas, Kodam IV Diponegoro, Kopassus, dan Mabes AD.
Tugas mereka, kata dia, untuk memungkinkan memperlancar kegiatan kerja di lapangan dalam memeriksa dugaan keterlibatan prajurit TNI AD dalam tragedi Lapas Cebongan.
"Saya janji siapa yang salah saya hukum. Siapa yang benar saya bela. Itu prinsipnya," kata mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
Dia berjanji bakal terbuka dalam penyelesaian kasus itu kalau hasil tim investigasi menemukan keterlibatan prajurit TNI AD.
Pramono mengungkapkan pembentukan tim investigasi sebagai respons atas urutan-urutan kejadian dan hasil temuan sementara tim investigasi kepolisian yang disampaikan kepada Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Karena itu, pihaknya membentuk tim investigasi guna mencari keterangan lebih lanjut, karena adanya indikasi keterlibatan oknum TNI AD.
Dia juga mengatakan bahwa tim investigasi itu juga sebagai jawaban untuk mengungkap keterlibatan prajurit, seperti kasus penyerangan prajurit Armed ke Mapolres Okan Komering Ulu (OKU).
"Inilah pegangan awal, karena itu saya dalami temuan pihak lain (kepolisian)," kata Pramono.
Adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhyono ini berharap temuan tim investigasi dari kepolisian akan dilengkapi dan disempurnakan dengan hasil tim investigasi TNI AD.
Pihaknya kembali menegaskan tidak akan menutup-nutupi setiap temuan di lapangan, kalau ada temuan TNI AD dan Polri sama maka secara bersama-sama kasus itu bakal dituntaskan.
"Saya ingin selesaikan setuntas-tuntasnya, sempurnakan hasilnya bersama-sama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013