Beirut (Antara Kalbar) - Penasehat Perdana Menteri Israel Urusan Keamanan Dalam Negeri, Jacob Amidror, menuding Pasukan Penjaga Perdamaian PBB untuk Lebanon (UNIFIL) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dalam melaksanakan resolusi 1701 dan pengawasan terhadap senjata gerakan perlawanan (muqawama) di Lebanon, Hizbullah.

Media Alalam (5/4) melaporkan, Amidror juga mengklaim bahwa kelalaian tersebut telah membuat Hizbullah memiliki berbagai gudang besar menyimpan rudal-rudalnya dan menjadi sebuah gerakan yang lebih kuat dan maju dibanding pada Perang 33 Hari.

Dikatakannya, "Israel berhak menjaga keamanannya dan tidak percaya pada pihak-pihak internasional."

Amidror menilai peningkatan kemampuan Hizbullah memiliki gudang-gudang penyimpanan rudal itu sama dengan kegagalan pasukan internasional dan menyatakan, "Pasukan UNIFIL tidak mampu menghentikan Hizbullah dan menyita senjata gerakan tersebut, namun dapat memberikan laporan tentang kondisi gerakan tersebut, akan tetapi sayangnya ini tidak dilakukan."

Berbicara di Universitas Tel Aviv, Amidror menegaskan, "Hizbullah memiliki dukungan dari Iran dan Suriah serta terus melengkapi gudang-gudangnya yang diperkirakan menampung sekitar 60 ribu rudal."

Pernyataan itu dikemukakan Amidror bersamaan dengan manuver militer Israel untuk menyerang Lebanon. Manuver tersebut meliputi simulasi operasi pengeboman pangkalan Hizbullah dan titik peluncuran rudal serta gudang-gudang senjata Hizbullah Lebanon.

(IRIB)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013