Samarinda (Antara Kalbar) - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan bahwa Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, akan menjadi outlet kelapa sawit di Kalimantan sehingga tak perlu dikirim melalui Dumai, Riau.

"Selama ini hasil perkebunan sawit di Kalimantan masih dikirim melalui Dumai, sehingga membutuhkan biaya tinggi. Apabila Pelabuhan Internasional Maloy rampung, maka cukup melalui Maloy sehingga dapat menghemat biaya," ujar Awang Faroek di Samarinda, Sabtu.

Bahkan, lanjut gubernur, dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Regional Kalimantan pada 17 April 2013, empat gubernur se-Kalimantan telah sepakat menjadikan Maloy sebagai outlet kelapa sawit di Kalimantan.

KIPI Maloy merupakan salah satu lokasi khusus (lokus) pembangunan di Koridor Ekonomi Kalimantan yang masuk dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kaltim.

Hasil perhitungan potensi sawit pada 2012, kelapa sawit yang telah tertanam di Kaltim seluas 961.802 hektare dari target sejuta hektare 2013.

Hal ini tentu sangat luar biasa karena produksi sawit di Kaltim akan meningkat, apalagi setelah tercapainya program sejuta hektare sawit pada 2013.

Pembangunan guna merampungkan KIPI Maloy terus dilakukan baik sisi infrastruktur di dalam kawasan maupun pembangunan infrastruktur penunjang, seperti jalan akses ke KIPI Maloy yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Sementara untuk kepastian lahan, gubernur menyebutkan sudah ada sekitar 507 hektare lahan yang statusnya sudah siap untuk dibangun beberapa fasilitas pendukung beroperasinya Pelabuhan Maloy.

Pelabuhan Internasional Maloy terletak di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang menjadi alternatif jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional, bahkan bisa menjadi jalur utama dalam beberapa tahun ke depan.

KIPI Maloy juga masuk jalur interkoneksitas Kalimantan dan Sulawesi, yakni merupakan jalur regional lintas trans Kalimantan dan transportasi penyeberangan fery untuk Tarakan - Toli Toli dan  Balikpapan-Mamuju.

Pembangunan Pelabuhan Internasional itu menjadi salah satu prioritas karena untuk mendukung kawasan industri sawit berupa crude palm oil (CPO) dan turunannya di Provinsi Kaltim khsusunya, dan untuk perekonomian di nasional umumnya.

Di KIPI Maloy juga segera dibangun kawasan penunjang, seperti power plant berdaya 2 x 100 MW, jalur rel kereta api, dan terminal batu bara.

Pengembangan KIPI Maloy ke depan juga harus didukung dengan peningkatan daya saing, terutama terkait kepastian hukum dan pelayanan yang prima.

(Arief Mujayatno)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013