Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Maryono mengatakan praktik penggunaan land application limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) untuk pemupukan organik degan mempertimbangkan dosis, frekuensi hingga parameter karakteristik lokasi kebun kelapa sawit memiliki manfaat positif.
“Dengan pemanfaatan LCPKS untuk pemupukan organik, maka selain memberikan bahan nutrisi organik alami, maka akan berdampak pada pengurangan impor pupuk dari luar negeri. Ini mengemat devisa. Selain itu sebagai sumber penggunaan energi terbarukan yang dihasilkan dari LCPKS,” ujar Eddy di Jakarta, Senin.
Pemanfaatan LCPKS dengan dosis dan frekuensi optimal, jenis tanah, faktor cuaca, redox dan parameter lainnya sesuai karakteristik lokasi kebun kelapa sawit sangat bermanfaat. Pada kadar Biological Oxygen Demand (BOD) tertentu, yakni 3.000 hingga 5.000 mg/liter dengan eH > - 150 mVolt, kandungan limbah cair pabrik kepala sawit (LCPKS) mengandung input unsur hara yang paling optimal dan tidak menimbulkan emisi gas methane (CH4).
Land application (LA) atau aplikasi lahan merupakan salah satu teknik pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan cara mengalirkan limbah cair melalui sistem parit ke kebun. Sedangkan, BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik dalam air limbah.
Pengurangan impor pupuk, kata dia, akan meningkatkan efisiensi dan daya saing industri kelapa sawit, karena akan memberikan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat di sepanjang rantai pasok nasional pada industri kelapa sawit.
Berdasarkan Laporan Akhir Penyusunan Roadmap Pengurangan Emisi GRK dan Pemanfaatan LCPKS pada Perkebunan dan Industri Minyak Kelapa Sawit (Pusaka Kalam, 2024) secara biaya operasional LA lebih menguntungkan daripada Non-LA, keuntungan operasional mencapai Rp 2.928.236/hektare hingga Rp 5.478.738/hektare.
‘’Dengan manfaat di atas pemanfaatan sumber daya LCPKS pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional Indonesia dan mendukung target Pertumbuhan ekonomi 8 persen dari Presiden Prabowo Subianto,’’ katanya.
Untuk mencapai hal tersebut, ia menyebut, dibutuhkan kolaborasi k/l terkait untuk memanfaatkan sumber daya LCPKS yang melimpah tersebut.
Sebab, penggunaan pupuk sintetis mengakibatkan jejak karbon yang lebih tinggi, dari proses produksi pupuk sintetis hingga aplikasi di lapangan.
Sebaliknya, pengurangan penggunaan pupuk sintetis juga berdampak pada penurunan biaya operasional secara signifikan sehingga akan berdampak pada indeks kinerja dan harga tandan buah segar (TBS) petani yang lebih baik, sebab, hal tersebut menyebabkan biaya operasional menurun.
Pihaknya pun siap berkontribusi dalam penyusunan roadmap (peta jalan) pengurangan emisi gas rumah kaca di industri kelapa sawit termasuk termasuk memberikan usulan kajian naskah akademik untuk memperbaharui aturan yang ada.