Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa memastikan kenaikan harga premium akan diberlakukan lebih tinggi dari harga solar, karena masyarakat lebih membutuhkan solar dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

"Usulan harga solar lebih rendah, karena solar menyangkut transportasi dan basic dari logistik kita," ujarnya di Jakarta, Senin.

Hatta mengatakan, saat ini masih banyak angkutan umum dan para nelayan yang menggunakan solar, sehingga pemerintah tidak akan memberlakukan kenaikan harga yang terlalu tinggi bagi jenis bahan bakar minyak ini.

"Sebagian solar itu banyak digunakan oleh masyarakat pengguna angkutan umum yang paling bawah, termasuk nelayan dan angkutan logistik seperti kapal dan truk," katanya.

Menurut rencana, kenaikan harga bagi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium akan ditetapkan sebesar Rp2.000 per liter dan solar akan dinaikkan sebesar Rp1.000 per liter.

Namun, Hatta mengatakan besaran kenaikan tersebut masih menunggu pembahasan RAPBN-Perubahan 2013 dengan DPR RI yang akan segera dilakukan dalam waktu dekat.

"Kewenangan (menyesuaikan harga) ada di pemerintah, namun masih ada pembicaraan dengan DPR RI terkait RAPBN-Perubahan dan itu termasuk hal yang berkaitan dengan penghematan BBM kita," katanya.

Sementara, pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan penerapan harga yang berbeda bagi dua jenis BBM bersubsidi ini, dapat meredam peningkatan laju inflasi.

"Solar banyak dipakai angkutan barang, jadi itu bisa mengurangi dampak inflasi," ujarnya.

Pewarta: Satyagraha

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013