Jakarta (Antara Kalbar) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) belum dapat memastikan jenis bom bunuh diri yang terjadi di Mapolres Poso, Senin pada sekitar pukul 08.03 WITA, sesaat setelah puluhan personel melakukan apel pagi.

"Jadi bahan campuranya itulah yang bisa mengkategorikan bahwa bom ini jenis 'low explosive' atau 'high explosive' dan mudah-mudahan dari hasil pemeriksaan dapat diketahui," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin.

Pada tubuh terduga pelaku bom bunuh diri tersebut banyak ditemukan dari bekas bahan-bahan kimia, selanjutnya dikumpulin semua zat-zat serbuk mesiu yang mungkin menempel di tubuh, katanya.

"Itu semua akan menjadi bahan yang diteliti di Laboratorium Forensik (Labfor) baru dapat disimpulkan apakah 'low explosive' atau 'high explosive'," kata Boy.

Keterangan yang dihimpun Antara dari Poso menyebutkan, pelaku masuk ke halaman Polres di Jalan Pulau Sumatera menggunakan sepeda motor beberapa saat sebelum terjadi ledakan.

Petugas di pos penjagaan sempat menghentikan pelaku namun pelaku terus menerobos masuk dan hanya sekitar 20 meter dari pos penjagaan, bom yang dibawa pelaku meledak tepat di depan masjid yang ada di kompleks Mapolres.

"Kondisi jenazah korban hancur dan bagian-bagian tubuhnya menyebar kemana-memana. Hanya pahanya yang masih utuh," kata Sofyan, seorang warga Poso yang sedang berada di lokasi kejadian.

Ledakan bom itu tidak menimbulkan korban lain, namun beberapa bagian gedung Mapolres dan masjid rusak sedang dan ringan.

(E.S. Syafei)

Pewarta: Susylo Asmalyah

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013