Jakarta (Antara Kalbar) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia menginginkan agar pemerintah memberikan kepastian terkait penyesuaian harga BBM agar momentum terkait aktivitas perekonomian nasional tidak lagi terlewati.

"Sebaiknya pemerintah segera kepastian, BBM mau naik atau tidak," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UKM dan Koperasi Erwin Aksa di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, para pelaku UKM saat ini mengalami kesulitan dalam membuat rencana bisnis akibat ketidakpastian harga BBM selama hampir tiga bulan.

Ia berpendapat, banyak rencana bisnis yang belum bisa diputuskan dan berpotensi berantakan sebab komponen harga BBM saat ini masih belum terang naik atau tidak.

"Bila pun naik kapan dan naiknya berapa. Ini penting bagi pelaku usaha segera diketahui," kata Erwin.

Ia juga mengingatkan bahwa bila tidak segera dipastikan maka momentum kenaikan BBM akan segera lewat serta bulan puasa dan Idul Fitri juga akan segera datang.

Erwin menambahkan, pengusaha semakin kesulitan sebab dalam waktu dekat akan menghadapi periode bulan puasa dan masa lebaran tersebut.

"Dunia usaha ini sudah mulai harus siapkan Tunjangan Hari Raya (THR), belum lagi menjelang Idul Fitri bakal ada peningkatan kapasitas produksi dan distribusi. Kita juga musti hitung biayanya berapa kenaikkan itu. Nah, komponen energi ini sangat menentukkan," katanya.

Ia mengatakan, bila pemerintah segera menaikkan BBM, saat ini merupakan momentum yang tepat sebab tingkat resistensi dari partai politik dan masyarakat akan kenaikan BBM sudah rendah.

Erwin juga mencemaskan momentum itu akan lewat yang akan disertai dengan tingkat inflasi yang terus meningkat serta beban hidup warga masyarakat yang semakin tinggi. "Saat itu momentumnya hilang dan dibutuhkan keberanian yang tinggi untuk menaikkan BBM," katanya.

Ia mengusulkan agar pemerintah menggenjot Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena UKM bukan membutuhkan bantuan tunai melainkan akses modal yang lebih mudah.

Ia memaparkan, berdasarkan data yang dimilikinya, sampai Maret 2013, debitur KUR nasional mencapai  8.254.737 orang.

"Dari jumlah tersebut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk paling banyak menyalurkan KUR, sekitar 92,33 persen," katanya.

Wakil Ketum Kadin mengutarakan harapannya agar perbankan lain juga harus menggenjot penyaluran KUR, utamanya bank-bank penyalur KUR.

(Y. Alfrin)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013