Banjarmasin (Antara Kalbar) - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengkritik bahwa sebagian besar sistem pengeras suara di masjid Indonesia kurang bagus, sehingga tidak enak untuk didengarkan.
Kritikan tersebut disampaikan Kalla, saat memberikan sambutan pada peresmian Masjid Hasanudin Mandjedi di Banjarmasin, Jumat, yang juga dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin, anggota DPR RI Gusti Iskandar Sukma Almasyah, Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah, dan unsur Muspida serta ratusan masyarakat sekitar.
"Kalau pengeras suara di masjid ini sudah relatif bagus, namun tetap harus diperbaiki, sedangkan di masjid-masjid lain masih cukup banyak sistem pengeras suaranya justru membuat telinga sakit, dan suara yang keluar tidak bisa didengar," ucapnya.
Kondisi tersebut terjadi, kata dia, karena pemasangan pengeras suara tersebut tidak fokus, ada yang menghadap kesamping kiri, kesamping kanan, dan kemana-mana, sehingga suara menjadi pecah.
Apalagi, tambah dia, bila masjid yang dibangun dengan dinding marmer dan kaca, suara akan mantul, sehingga sulit untuk di dengar, akibatnya jamaah tidak bisa mendengarkan dengan maksimal.
Berkaitan dengan hal itu, kata Kalla, dewan masjid kini memprogramkan untuk memperbaiki sistem pengeras suara di seluruh masjid Indonesia dengan target 1.500 masjid per tahun.
"Program tersebut mungkin terdengar sederhana, tetapi itu sangat penting, karena 80 persen kegiatan di masjid itu adalah mendengarkan, sedangkan 10 persen sujud dan 10 persennya lagi untuk doa," tuturnya.
Bila sistem pengeras suaranya tidak baik dan jamaah tidak bisa mendengar, maka bisa dikatakan 80 persen kegiatan di masjid menjadi sia-sia.
Jusuf Kalla memberikan sebuah contoh, salah satu masjid mendatangkan ulama besar untuk berceramah, namun ditengah acara, para jamaah bubar, ternyata mereka tidak pulang, tetapi mendengarkan di luar masjid, karena suaranya lebih jelas dari luar.
"Hal-hal seperti itu kan memalukan, sehingga sistem pengeras suaranya harus dibenahi dengan yang benar, sehingga lebih enak didengarkan," tukasnya.
Menurut mantan wakil presiden itu, sistem pengeras suara yang benar adalah, spikernya tidak perlu terlalu berlebihan, dan seluruhnya menghadap ke belakang.
Saat ini di Indonesia terdapat 250 ribu masjid dan 550 ribu mushalla, jumlah bangunan tersebut merupakan jumlah terbanyak di seluruh dunia.
Dengan demikian, kata dia, bila di rata-rata setiap masjid seharusnya minimal terdapat 18 orang Muslim yang shalat.
Namun kenyataannya, masjid banyak dipenuhi jamaah pada saat Shalat Jumat saja, selebihnya hanya beberapa orang saja. Dengan demikian, setiap Muslim harus memiliki tekad untuk memakmurkan masjid dan mencari kemakmuran di masjid, demikian JK.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Kritikan tersebut disampaikan Kalla, saat memberikan sambutan pada peresmian Masjid Hasanudin Mandjedi di Banjarmasin, Jumat, yang juga dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin, anggota DPR RI Gusti Iskandar Sukma Almasyah, Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah, dan unsur Muspida serta ratusan masyarakat sekitar.
"Kalau pengeras suara di masjid ini sudah relatif bagus, namun tetap harus diperbaiki, sedangkan di masjid-masjid lain masih cukup banyak sistem pengeras suaranya justru membuat telinga sakit, dan suara yang keluar tidak bisa didengar," ucapnya.
Kondisi tersebut terjadi, kata dia, karena pemasangan pengeras suara tersebut tidak fokus, ada yang menghadap kesamping kiri, kesamping kanan, dan kemana-mana, sehingga suara menjadi pecah.
Apalagi, tambah dia, bila masjid yang dibangun dengan dinding marmer dan kaca, suara akan mantul, sehingga sulit untuk di dengar, akibatnya jamaah tidak bisa mendengarkan dengan maksimal.
Berkaitan dengan hal itu, kata Kalla, dewan masjid kini memprogramkan untuk memperbaiki sistem pengeras suara di seluruh masjid Indonesia dengan target 1.500 masjid per tahun.
"Program tersebut mungkin terdengar sederhana, tetapi itu sangat penting, karena 80 persen kegiatan di masjid itu adalah mendengarkan, sedangkan 10 persen sujud dan 10 persennya lagi untuk doa," tuturnya.
Bila sistem pengeras suaranya tidak baik dan jamaah tidak bisa mendengar, maka bisa dikatakan 80 persen kegiatan di masjid menjadi sia-sia.
Jusuf Kalla memberikan sebuah contoh, salah satu masjid mendatangkan ulama besar untuk berceramah, namun ditengah acara, para jamaah bubar, ternyata mereka tidak pulang, tetapi mendengarkan di luar masjid, karena suaranya lebih jelas dari luar.
"Hal-hal seperti itu kan memalukan, sehingga sistem pengeras suaranya harus dibenahi dengan yang benar, sehingga lebih enak didengarkan," tukasnya.
Menurut mantan wakil presiden itu, sistem pengeras suara yang benar adalah, spikernya tidak perlu terlalu berlebihan, dan seluruhnya menghadap ke belakang.
Saat ini di Indonesia terdapat 250 ribu masjid dan 550 ribu mushalla, jumlah bangunan tersebut merupakan jumlah terbanyak di seluruh dunia.
Dengan demikian, kata dia, bila di rata-rata setiap masjid seharusnya minimal terdapat 18 orang Muslim yang shalat.
Namun kenyataannya, masjid banyak dipenuhi jamaah pada saat Shalat Jumat saja, selebihnya hanya beberapa orang saja. Dengan demikian, setiap Muslim harus memiliki tekad untuk memakmurkan masjid dan mencari kemakmuran di masjid, demikian JK.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013