Sekadau (Antara Kalbar) - Wakil Bupati Sekadau Rupinus menegaskan, di tengah derasnya pengaruh budaya asing, seperti yang disaksikan di berbagai media, baik cetak maupun elektoronik, seakan mengikis daya tarik budaya tradisional, tidak terkecuali seni budaya di Kabupaten Sekadau. Untuk itu pelestariann adat istiadat yang telah diwariskan nenek moyang kepada anak cucunya harus bisa tetap dijaga bersama-sama, salah satu contohnya melalui pelaksanaan Gawai Suku Dayak Taman ini.
Kegiatan Gawai Suku Dayak Taman yang dipusatkan di Desa Sungai Lawak, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, telah dibuka Wakil Bupati Sekadau pada Rabu (26/6). Kegiatan budaya ini akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 26 – 29 Juni 2013.
Dikatakan Wakil Bupati, adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat merupakan salah satu modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sekadau.
Pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat harus dibangun dengan mengedepankan tiga pilar utama yaitu pilar pengembangan ekonomi masyarakat, pilar pelestarian dan pilar kemandirian masyarakat, katanya.
Pilar pertama menyangkut aspek nilai guna adat istiadat bagi tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat untuk menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Pilar kedua menyangkut aspek kebertahanan identitas sosial budaya masyarakat, yang menyokong pada integrasi nasional. Pilar ketiga berkaitan dengan kemampuan masyarakat melaksanakan pengorganisasian potensi adat istiadat dan nilai sosial budaya secara otonom, mandiri dan profesional.
Mantan Camat Mahap ini juga mnejlaskan potensi dan aset adat istadat dan nilai budaya masyarakat dewasa ini sangat besar, namun belum didayagunakan secara optimal, khususnya dalam memberi pondamen ke arah peningkatan ekonomi masyarakat secara nyata.
Dengan demikian, pemberdayaan kelompok masyarakat adat adalah hal penting guna menopang kehidupan masyarakat khususnya pengembangan adat istiadat dan nilai budaya agar tidak punah.
Terakhir dia berpesan berkaitan dengan Gawai Suku Dayak Taman agar selalu meningkatkan semangat persatuan dan persaudaraan, menuju masyarakat adat yang rukun, maju, kreatif serta berdaya saing dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya.
Sementara itu Ketua Panitia, Yosep Alim, dalam laporannya mengatakan kegiatan Gawai Suku Dayak Taman bertujuan untuk melestarikan dan menggali potensi seni budaya yang ada pada suku Dayak, khususnya Suku Dayak Taman di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dia juga menceritakan pengalamannya selama berkeliling ke empat provinsi di kalimantan, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara, bahkan di daerah Kuching Malaysia. “Saya melihat keempat daerah kalimantan tersebut bahkanKuching Malaysia, begitu konsen terhadap masalah pelestarian seni dan budaya. Berangkat dari pengalaman tersebut, saya menjadi terinspirasi untuk melaksanakan Gawai DayakTtaman†ujarnya.
Dia juga berupaya kegiatan gawai ini bisa terus berkelanjutan, dari sekarang pertama kali ini Desa Sungai Lawak sebagai tuan rumah, kemudian untuk tahun depan bisa saja dilaksanakan di desa lain. “Kita sudah sepakati gawai ini akan dilaksanakan secara bergiliran di delapan desa,†ujarnya.
Gawai yang berlangsung selama tiga hari itu, lanjut Alim, diikuti oleh delapan desa, dan akan dirangkai dengan berbagai perlombaan dan permainan rakyat. “Setiap desa yang tergabung dalam delapan desa itu semua berpartisipasi membuka stan pameran. Selain itu dalam prosesi adat antar benih yang merupakan ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan, dilakukan dengan berbagai cara yang semuanya terlihat unik, layaknya pada jaman dahulu kala.
“Terima kasih kepada semua yang sudah mendukung kegiatan kami ini, terutama kepada Pemerintah Kabupaten Sekadau,†ujarnya.
Pada saat sebelum pembukaan, rombongan Wakil Bupati dan Wakapolres Sekadau mendapat sambutan hangat dari masyarakat Suku Dayak Taman yang terdiri atas delapan desa dan dua kecamatan itu, yakni kecamatan Nanga Taman dan Kecamatan Sekadau Hulu, dengan cara adat istiadat dan buadaya setempat. Di antaranya dengan melakukan pancong buluh muda, menginjak telur dan tanah, minum tuak serta tari- tarian adat dayak yang diiringi dengan musik gong gamal.
Simbol-simbol keramaian seperti spanduk dan baliho dari masing-masing calon legislatif (caleg) pun turut bertebaran bagaikan jamur di musim hujan di sekitar rumah betang adat dayak Patih Palime Sungai Lawak. Masyarakat tumpah ruah mulai dari orang tua hingga anak-anak guna menyaksikan acara pembukaan Gawai Dayak yang baru pertama kali dilaksanakan ini.
Dalam rombongan Wakil Bupati Sekadau Rupinus hadir Staf Ahli Bupati Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Heronimus, Wakapolres Sekadau Kompol Yohanes Suhardi, Anggota Dewan Dapil dua, Hasan, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ny. Kristina Rupinus, Camat Nanga Taman Apronius dan undangan lainnya.
(Humas Pemkab Sekadau)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Kegiatan Gawai Suku Dayak Taman yang dipusatkan di Desa Sungai Lawak, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, telah dibuka Wakil Bupati Sekadau pada Rabu (26/6). Kegiatan budaya ini akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 26 – 29 Juni 2013.
Dikatakan Wakil Bupati, adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat merupakan salah satu modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sekadau.
Pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat harus dibangun dengan mengedepankan tiga pilar utama yaitu pilar pengembangan ekonomi masyarakat, pilar pelestarian dan pilar kemandirian masyarakat, katanya.
Pilar pertama menyangkut aspek nilai guna adat istiadat bagi tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat untuk menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Pilar kedua menyangkut aspek kebertahanan identitas sosial budaya masyarakat, yang menyokong pada integrasi nasional. Pilar ketiga berkaitan dengan kemampuan masyarakat melaksanakan pengorganisasian potensi adat istiadat dan nilai sosial budaya secara otonom, mandiri dan profesional.
Mantan Camat Mahap ini juga mnejlaskan potensi dan aset adat istadat dan nilai budaya masyarakat dewasa ini sangat besar, namun belum didayagunakan secara optimal, khususnya dalam memberi pondamen ke arah peningkatan ekonomi masyarakat secara nyata.
Dengan demikian, pemberdayaan kelompok masyarakat adat adalah hal penting guna menopang kehidupan masyarakat khususnya pengembangan adat istiadat dan nilai budaya agar tidak punah.
Terakhir dia berpesan berkaitan dengan Gawai Suku Dayak Taman agar selalu meningkatkan semangat persatuan dan persaudaraan, menuju masyarakat adat yang rukun, maju, kreatif serta berdaya saing dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya.
Sementara itu Ketua Panitia, Yosep Alim, dalam laporannya mengatakan kegiatan Gawai Suku Dayak Taman bertujuan untuk melestarikan dan menggali potensi seni budaya yang ada pada suku Dayak, khususnya Suku Dayak Taman di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dia juga menceritakan pengalamannya selama berkeliling ke empat provinsi di kalimantan, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara, bahkan di daerah Kuching Malaysia. “Saya melihat keempat daerah kalimantan tersebut bahkanKuching Malaysia, begitu konsen terhadap masalah pelestarian seni dan budaya. Berangkat dari pengalaman tersebut, saya menjadi terinspirasi untuk melaksanakan Gawai DayakTtaman†ujarnya.
Dia juga berupaya kegiatan gawai ini bisa terus berkelanjutan, dari sekarang pertama kali ini Desa Sungai Lawak sebagai tuan rumah, kemudian untuk tahun depan bisa saja dilaksanakan di desa lain. “Kita sudah sepakati gawai ini akan dilaksanakan secara bergiliran di delapan desa,†ujarnya.
Gawai yang berlangsung selama tiga hari itu, lanjut Alim, diikuti oleh delapan desa, dan akan dirangkai dengan berbagai perlombaan dan permainan rakyat. “Setiap desa yang tergabung dalam delapan desa itu semua berpartisipasi membuka stan pameran. Selain itu dalam prosesi adat antar benih yang merupakan ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan, dilakukan dengan berbagai cara yang semuanya terlihat unik, layaknya pada jaman dahulu kala.
“Terima kasih kepada semua yang sudah mendukung kegiatan kami ini, terutama kepada Pemerintah Kabupaten Sekadau,†ujarnya.
Pada saat sebelum pembukaan, rombongan Wakil Bupati dan Wakapolres Sekadau mendapat sambutan hangat dari masyarakat Suku Dayak Taman yang terdiri atas delapan desa dan dua kecamatan itu, yakni kecamatan Nanga Taman dan Kecamatan Sekadau Hulu, dengan cara adat istiadat dan buadaya setempat. Di antaranya dengan melakukan pancong buluh muda, menginjak telur dan tanah, minum tuak serta tari- tarian adat dayak yang diiringi dengan musik gong gamal.
Simbol-simbol keramaian seperti spanduk dan baliho dari masing-masing calon legislatif (caleg) pun turut bertebaran bagaikan jamur di musim hujan di sekitar rumah betang adat dayak Patih Palime Sungai Lawak. Masyarakat tumpah ruah mulai dari orang tua hingga anak-anak guna menyaksikan acara pembukaan Gawai Dayak yang baru pertama kali dilaksanakan ini.
Dalam rombongan Wakil Bupati Sekadau Rupinus hadir Staf Ahli Bupati Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Heronimus, Wakapolres Sekadau Kompol Yohanes Suhardi, Anggota Dewan Dapil dua, Hasan, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ny. Kristina Rupinus, Camat Nanga Taman Apronius dan undangan lainnya.
(Humas Pemkab Sekadau)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013