Semarang (Antara Kalbar) - Hebat, lema ini memang pantas ditujukan kepada petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat Daud "Cino" Yordan.

Betapa tidak, karena begitu tampil perdana yang bersangkutan langsung menyabet gelar juara dunia International Boxing Organization (IBO) dalam pertarungan yang menegangkan di Metro City, Northbridge, Perth, Australia, Sabtu (6/7) malam.

Pada pertarungan selama 12 ronde tersebut, Daud Yordan berhasil menang angka atas petinju Argentina Danie Eduardo Brizuela setelah ketiga juri memberikan angka kemenangan kepada Daud, yaitu 117-111, 115-113, 116-112.

Ayah dari Miquel Angela Yordan Jr. tersebut menjadi juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) IBO. Kelas ringan menjadi kelas baru yang ditekuni Daud Yordan setelah yang bersangkutan memutuskan untuk pindah kelas.

Sebelumnya, petinju kelahiran Sukadana Kalimantan Barat 10 Juni 1987 tersebut menekuni kelas bulu (57,1 kilogram), bahkan di kelas lama (bulu) yang sudah ditekuni sejak delapan tahun silam (sejak 2005), Daud juga menorehkan prestasi yang bagus dengan menjadi juara dunia IBO.

Gelar juara dunia kelas bulu IBO ini diraih oleh Daud Yordan setelah menang KO ronde kedua atas petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Singapura, 5 Mei 2012, kemudian sempat dipertahankan sekali setelah menang angka atas petinju Mongolia Choi Tseveenpurev juga di Singapura, 9 November 2012.

Akan tetapi, gelar tersebut lepas setelah dikalahkan petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka melalui pertarungan yang menegangkan di Senayan, Jakarta, 14 april 2013. Saat itu anak asuh Damianus Yordan yang juga kakaknya sendiri tersebut kalah TKO pada ronde ke-12 (dari 12 ronde yang direncanakan).

Setelah itu, Daud Yordan memutuskan untuk naik dua kelas dari bulu ke ringan karena yang bersangkutan mengaku bahwa berat badannya sudah tidak ideal untuk bertarung di kelas bulu. Keputusan itu sebenarnya sudah cukup lama, jauh hari sebelum pertarungan melawan petinju Afrika Selatan.

Saat itu, Daud Yordan menyatakan kalah atau menang (lawan Simpiwe Vetyeka) dirinya akan naik kelas dari bulu ke ringan. Akhirnya, keputusan itu benar-benar dilaksanakan dan setelah pertarungan di Jakarta tersebut, Daud mulai menekuni kelas yang baru, yaitu ringan.

Jadi, pertarungan melawan petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela di Perth, Australia, tersebut merupakan laga perdana bagi Daud Yordan di kelas yang baru, yaitu ringan, dan ternyata membuahkan hasil dengan membawa pulang sabuk gelar juara dunia kelas ringan IBO yang menjadi targetnya setelah yang bersangkutan memutuskan untuk pindah kelas.

    
Kelima
    
Memang, juara dunia yang diraih Daud Yordan di kelas ringan ini bukan yang pertama kali bagi petinju Indonesia karena petinju-petinju Indonesia sebelumnya juga pernah dan masih memegang gelar juara dunia.

Petinju Indonesia yang meraih gelar juara dunia adalah Ellyas Pical (juara dunia kelas terbang junior IBF), Nico Thomas (juara dunia kelas terbang mini IBF), Chris John (juara dunia kelas bulu WBA), M. Rahman (juara dunia kelas terbang mini IBF).

Bahkan, Chris "The Dragon" John sampai kini masih memegang gelar juara dunia di kelas bulu WBA yang disandangnya sejak 2003. Petinju dari Semarang ini bahkan menyandang predikat sebagai Super Champion karena berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 10 kali tanpa putus.

Daud Yordan tetap menjadi petinju Indonesia kelima yang mampu menjadi juara dunia, tetapi yang menjadi kelebihan dari Cino Yordan adalah mampu meraih gelar juara dunia di kelas yang berbeda dan mungkin dia menjadi satu-satunya petinju di Tanah Air yang bisa meraih juara dunia di kelas yang berbeda meskipun satu gelarnya sudah lepas.

"Ini akan menjadi catatan sejarah dunia tinju nasional jika saya bisa menjadi dunia di kelas ringan tentu akan menjadi satu-satunya petinju Indonesia yang meraih gelar juara dunia di kelas yang berbeda," kata Daud Yordan setelah memutuskan pindah kelas dari bulu ke ringan saat itu.

Usai pertarungan melawan petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela di Australia, Daud Yordan menyatakan bahwa dirinya menjadi juara dunia lagi.

"Saya persembahkan gelar itu kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan doa restu dan dukungan kepada saya pada pertarungan ini," katanya.

Menurut dia, Kunci bagi dirinya untuk meraih kemenangan di Australia adalah tampil lebih disiplin dalam menekan lawan dan lebih teratur dalam menyerang serta konsisten dalam pukulan jab.

"Ini yang menjadi kunci kemenangan saya saat menghadapi petinju Argentina di Perth, Australia, Sabtu (6/7) waktu setempat," katanya.

(D.Dj. Kliwantoro)

Pewarta: Hernawan W

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013