Chicago (Antara Kalbar) - Seorang pastor Austria yang sering menimbulkan kontroversi di Eropa karena tantangannya terhadap ajaran-ajaran gereja Katolik mengenai topik-topik yang tabu, mengusulkan agar perempuan diizinkan menjadi pastor dan mengatakan bahwa gay tidak hanya memerlukan pengampunan, namun juga keadilan.
Romo Helmut Schuller, yang dilarang oleh keuskupan-keuskupan di Amerika untuk berbicara di gereja-gereja Katolik dalam sebuah tur di AS yang dimulai pertengahan Juli, menyambut pernyataan Paus Fransiskus baru-baru ini mengenai hak kelompok gay, namun ia mengatakan pembahasan lebih jauh harus dilakukan.
Schuller, pemimpin kelompok pastor Austria yang dikenal sebagai "Call to Disobedience" (Seruan untuk Ketidakpatuhan) menantang ajaran-ajaran gereja untuk topik-topik yang tabu seperti pengangkatan perempuan sebagai pastor dan pengizinan pastor untuk menikah, telah menarik massa yang antusias dalam kunjungan di AS.
Paus baru-baru ini, dalam menanggapi isu masuknya gay dalam pengurusan gereja, mengatakan, “Siapa saya untuk bisa menghakimi mereka?â€, meski ia menegaskan ajaran gereja bahwa tindakan homoseksual adalah dosa.
Menanggapi pernyataan Paus, Schuller mengatakan, “Saya kira tidak hanya masalah pengampunan, tapi juga keadilan untuk menghormati orang-orang gay.â€
Sementara itu, dalam isu pastor perempuan, Paus Fransiskus bersikukuh bahwa “pintu itu telah tertutup.â€
Schuller bertanya, “Siapa yang menutup pintu? Tidak mustahil bahwa diskusi tidak berakhir. Kita tidak hanya harus mengetuk pintu tapi juga berusaha membukanya kembali.†(Reuters/VOA)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Romo Helmut Schuller, yang dilarang oleh keuskupan-keuskupan di Amerika untuk berbicara di gereja-gereja Katolik dalam sebuah tur di AS yang dimulai pertengahan Juli, menyambut pernyataan Paus Fransiskus baru-baru ini mengenai hak kelompok gay, namun ia mengatakan pembahasan lebih jauh harus dilakukan.
Schuller, pemimpin kelompok pastor Austria yang dikenal sebagai "Call to Disobedience" (Seruan untuk Ketidakpatuhan) menantang ajaran-ajaran gereja untuk topik-topik yang tabu seperti pengangkatan perempuan sebagai pastor dan pengizinan pastor untuk menikah, telah menarik massa yang antusias dalam kunjungan di AS.
Paus baru-baru ini, dalam menanggapi isu masuknya gay dalam pengurusan gereja, mengatakan, “Siapa saya untuk bisa menghakimi mereka?â€, meski ia menegaskan ajaran gereja bahwa tindakan homoseksual adalah dosa.
Menanggapi pernyataan Paus, Schuller mengatakan, “Saya kira tidak hanya masalah pengampunan, tapi juga keadilan untuk menghormati orang-orang gay.â€
Sementara itu, dalam isu pastor perempuan, Paus Fransiskus bersikukuh bahwa “pintu itu telah tertutup.â€
Schuller bertanya, “Siapa yang menutup pintu? Tidak mustahil bahwa diskusi tidak berakhir. Kita tidak hanya harus mengetuk pintu tapi juga berusaha membukanya kembali.†(Reuters/VOA)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013