Pontianak (Antara Kalbar) - Calon Wali Kota Pontianak Firman Muntaco mengatakan, pemerataan pembangunan juga harus memperhitungkan kawasan prioritas terutama daerah yang masih tertinggal, kumuh dan terbelakang.

"Tentulah masyarakat yang masih miskin, tidak penah diperhatikan, ekonomi yang kurang mendapat perhatian lebih untuk dibangun," kata Firman Muntaco saat orasi politik di wilayah pinggiran Kecamatan Pontianak Barat, Pontianak, Kamis.

Menurut dia, tujuannya supaya ada peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang setara. "Paling tidak angka kemiskinan dapat ditekan tiap tahunnya," kata Firman Muntaco.

Firman yang berpasangan dengan Erick S Martio mengakui, saat ini di Kota Pontianak masih terdapat kesenjangan serta ketidakadilan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

"Untuk itu konsep pembangunan secara berkeadilan menjadi prioritas kami dalam memimpin Kota Pontianak kedepan, bila masyarakat mendukung dan mendapat ridho Tuhan," kata dia.

Ia mencontohkan anggaran Rp100 miliar tentu tidak dapat dibagi rata di setiap kecamatan.

"Secara pembagian memang terhitung adil, namun harus dilihat dimana tempat yang diprioritaskan, seperti kawasan kumuh, terbelakang dan tertinggal," katanya menegaskan.

Selain mendorong pencapaian Pontianak Sejahtera dengan peningkatan ekonomi masyarakat, pasangan yang mengusung jargon "FRESS" ini juga memiliki program menciptakan Kota Pontianak yang lancar, sehat, pintar, aman dan nyaman.

"Pontianak yang modern dan harmonis menjadi tujuan kami membangun Kota Pontianak ini. Kita beragam suku, agama dan kebudayaan. Kota Pontianak bukan milik satu suku atau agama, namun milik kita bersama. Mari menjalin silaturahmi yang baik, saling menghargai dan menghormati, Insya Allah Pontianak aman dan sejahtera," kata dia.

Aida (50) warga yang mengikuti kampanye berharap agar Firman Muntaco terpilih dan memberikan perubahan bagi hidupnya selama ini. "Kami seperti dianaktirikan, tidak diperhatikan. Pembangunan bagus pun kalau kami masih kelaparan tidak ada gunanya," kata dia.

Sementara Rahmad Hartoyo (35) yang bekerja sebagai kuli mengaku masih belum merasakan apa itu kesejahteraan bagi diri dan keluarganya.

Ia melihat, saat Firman Muntaco mengomandani Pemuda Pancasila dan Laskar Pemuda Melayu, banyak anak muda yang akhirnya mendapat pekerjaan.

 
Nurul H



(T.T011/B/N005/N005) 12-09-2013 20:57:51

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013