Pontianak (Antara Kalbar) - Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Provinsi Kalimantan Barat memperkirakan produksi pada tahun ini bakal stagnan atau sama dengan tahun lalu karena petani tidak mampu meningkatkan produktivitas lahan.

"Tahun lalu, produksi berkisar 210 ribu ton. Tahun ini diperkirakan hampir sama, stagnan," kata Ketua Gapkindo Provinsi Kalbar, Jusdar saat dihubungi di Pontianak, Jumat.

Menurut dia, hal itu dipicu usia tanaman karet di Kalbar yang mayoritas sudah perlu diremajakan.

"Tetapi sampai sekarang, sangat sedikit yang sudah diremajakan," kata Jusdar. Saat ini, rata-rata produksi karet petani di Indonesia 900 kilogram per hektare per tahun. Sedangkan di Kalbar, jauh lebih rendah.

"Ada yang berkisar antara 400 kilogram sampai 500 kilogram per hektare per tahun," ujar Jusdar.

Ia membandingkan dengan Thailand yang produktivitas petani karetnya mampu mencapai 1.800 kilogram per hektare per tahun. Hasil serupa juga diperoleh petani karet Malaysia.

Padahal, lanjut dia, tren melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan peluang yang dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan devisa. "Karena sebagian produksi karet, di ekspor, yang menggunakan mata uang dolar AS tentunya," kata dia.

Secara nasional, produksi karet Indonesia setahun sekitar 2,4 juta ton; 18 persen - 20 persen diantaranya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Sisanya di ekspor. Produksi karet Kalbar, sekitar 15 persen untuk industri dalam negeri," ungkap dia.

Industri dalam negeri misalnya ban, juga ada yang diekspor untuk memenuhi permintaan di Eropa atau Amerika Serikat dan China.

"Artinya, tanaman karet sebenarnya tanaman yang berkaitan erat dengan devisa Indonesia. Belum lagi kalau harga minyak mentah terus naik, dampaknya juga ke harga karet di tingkat petani, meski tidak seketika," ujar dia.

Harga karet kualitas kering 100 persen saat ini berkisar Rp23 ribu per kilogram. Harga tersebut menjadi nilai patokan harga jual di tingkat petani, selain juga tergantung kualitas dan jarak dari pabrik dengan produksi.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013